REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan menuntut kajian serius mengenai upaya yang macet guna mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. Annan bahkan menyebut kesabarannya sebagai peraih Hadiah Nobel Perdamaian bahkan mulai terkikis.
Diplomat negara-negara PBB juga mendukung Annan untuik meningkatkan tekanan dunia internasional agar memberinya dukungan bagi rencana perdamaian atau bahkan menemukan rencana B.
Tragedi pembantaian 100 anak kecil, perempuan dan lelaki di Houla meningkatkan ancaman perang saudara yang lebih besar. Dewan Keamanan PBB telah menyoroti kegagalan internasional dalam menekan Presiden Bashar al-Assad. Di Dewan Keamanan sendiri, Rusia telah berulang kali menolak setiap rencana pemberian sanksi untuk Damaskus.
"Saatnya akan tiba, jika bukan sudah ada di sini, bagi kajian serius," kata Annan kepada para menteri Liga Arab di Doha, Qatar, Sabtu (2/6).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
