REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA---Harga minyak mencatat penurunan lagi di perdagangan Asia Senin karena kekhawatiran seputar permintaan telah membebani para investor yang masih dihantui oleh data ekonomi yang melemah dari Amerika Serikat dan Cina, kata analis.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli mengalami penurunan 74 sen ke posisi 97,69 dolar dan kontrak utama New York untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga penyerahan Juli turun 78 sen menjadi 82,45 dolar AS per barel.
Kontrak keduanya telah ditutup lebih rendah pada Jumat pekan lalu akibat melemahnya data tenaga kerja Amerika Serikat.
Harga minyak Brent mengalami penurunan 15 persen selama Mei, sedangkan WTI turun hampir 18 persen.
"Pasar energi telah mendapat berbagai pukulan akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi (Amerika Serikat dan Eropa)," kata Justin Harper, ahli strategi pasar pada IG Markets Singapura dalam sebuah catatannya.
Purchasing Manager Surveys yang suram untuk Mei di China, India, Amerika Serikat, negara-negara zona euro dan negara-negara lainnya semua mewakili pertumbuhan ekonomi secara global yang melemah, mengakibatkan permintaan bahan bakar dan minyak di luar dari pada yang diperkirakan.
Ekonomi Amerika Serikat hanya menambah 69 ribu tenaga kerja pada Mei 2012, setengahnya dari yang diprediksikan, dengan angka pengangguran naik menjadi 8,2 persen.
Sementara pendapatan rumah tangga dan juga data pengeluaran yang dirilis pekan lalu juga menunjukkan orang-orang Amerika --konsumen minyak utama dunia--lebih memilih melakukan penghematan, suatu pertanda adanya upaya pengekangan pada peningkatan pengeluaran mereka.