Selasa 05 Jun 2012 01:03 WIB

Ahmed Shafiq: Ikhwanul Muslimin Bawa Mesir ke Zaman Kegelapan

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Warga Mesir melintas di depan poster calon presiden Mesir, Ahmed Shafiq di Kairo.
Foto: AP
Warga Mesir melintas di depan poster calon presiden Mesir, Ahmed Shafiq di Kairo.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Calon presiden Mesir yang juga mantan perdana menteri Husni Mubarak, Ahmed Shafiq, mengatakan saingannya Mohamed Mursi sebagai wakil dari kelompok rahasia yang dapat membawa Mesir ke zaman kegelapan, Ahad (3/6).

"Saya mewakili kemajuan dan cahaya, mereka mewakili keterbelakangan dan kegelapan," katanya, seperti dilansir AFP, Senin (4/6). Shafiq mengatakan dia akan berusaha untuk menjadikan Mesir negara yang modern, negara sipil, dan adil. Sementara Ikhwanul Muslimin akan membawa Mesir ke zaman kegelapan.

Kelompok rahasia yang merujuk pada Ikhwanul Muslimin, menurut Shafiq, akan menjadikan Mesir negara yang terpecah-pecah dan tidak utuh. Dia mendesak masyarakat Mesir untuk memilih presiden yang mempersatukan negara. Mantan komandan angkatan udara ini juga mengatakan, Mesir dibawah kepemimpinannya akan menghormati hak asasi manusia.

"Tidak akan ada yang ditahan untuk mereka yang menyatakan pendapatnya. Pihak keamanan akan berkomitmen terhadap hukum dan hak asasi manusia," katanya. Shafiq juga berkali-kali menyerang Ikhwanul Muslimin yang tidak akan mencerminkan negara yang sekuler. "Saya mewakili sebuah negara sekuler, sementara Ikhwan mencerminkan negara sektarian," katanya.

Shafiq mengejutkan kaum revolusioner ketika ia lolos ke putaran kedua pemilihan presiden Mesir. Shafiq mendapat dukungan karena banyak warga Mesir yang mendambakan stabilitas negara. Namun, banyak juga yang menentang Shafiq terutama para aktivis yang mempelopori pemberontakan pada 2011 yang menjatuhkan Mubarak.

Situs Al-Ahram menunjukkan pemuda yang menghancurkan dan membakar foto dan spanduk Shafiq. Mereka meneriakkan bahwa Shafiq adalah feloul yang dalam bahasa Arab berarti sisa-sisa rezim politik yang terguling. Serangan terbaru tersebut terjadi setelah ribuan demonstran turun ke jalan pada Sabtu memrotes vonis Mubarak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement