Senin 04 Jun 2012 19:17 WIB

Masyarakat Internasional Gagal Tekan Assad

Rep: Lingga Permesti / Red: Djibril Muhammad
Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)
Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Selama tahun lalu, laporan Amnesty International tahun 2012 mencatat bahwa masyarakat internasional gagal menekan Pemerintahan Suriah. Dewan Keamanan (DK) PBB yang seharusnya menjadi benteng terhadap perdamaian dan keamanan internasional, telah gagal merespon pemberontakan popouler terutama di Timur Tengah. DK PBB juga dinilai lamban dalam menyelesaikan krisis di Suriah.

Sikap keras Rusia dan Cina yang menolak resolusi damai untuk Suriah juga gagal untuk menekan Suriah. Rezim Bashar al-Assad terus menghadapi pemrotes dengan menurunkan pasukan, penembak jitu, dan tank untuk menangkap mereka dan menyiksa anak-anak di bawah usia sepuluh tahun. Cina dengan tegas menolak intervensi terhadap Suriah.

Rusia menolak tekanan diplomatik Barat, untuk mendukung tindakan lebih keras terhadap Suriah. Rusia, pemasok utama senjata bagi Suriah dan Cina, memberikan perlindungan atas kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. AI menyebut lima anggota tetap, yaitu AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan Cina, menguasai 70 persen perdagangan senjata dunia. Melalui hak istimewanya, memungkinkan mereka menjual senjata kepada pihak-pihak yang melakukan kekerasan dan mengabaikan kemanusiaan.

Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad membantah pemerintahannya bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi di Houla. Peristiwa yang berlangsung Sabtu sepekan lalu ini merenggut sekitar 108 jiwa yang hampir setengahnya dari korban adalah anak-anak.

"Bahkan, monster sekalipun tak akan tega melakukan kejahatan seburuk itu," katanya dalam pidatonya di parlemen, Ahad (3/6).

Pernyataan Assad merupakan respons pertama atas peristiwa Houla. Pemerintah dan oposisi saling menyalahkan dan menganggap lawannya paling bertanggung jawab. Para penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, ada indikasi kuat bahwa kelompok bersenjata pendukung rezim Assad berperan dalam pembunuhan, akhir-akhir ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement