REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton kembali menujukkan kekhawatirannya dan menyebut bahwa pernyataan Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Ali Khamenei terhadap Israel sudah usang.
"Ancamannya terhadap Israel sudah usang. Iran harus menerima sanksi atas program nuklir yang mereka lakukan," ujar Khamenei, seperti dikutip AFP, Senin (4/6/2012).
Clinton kembali menekan negeri Mullah itu agar bersedia menghentikan pengayaan uranium 20 persen dan kembali ke meja perundingan. Rencananya Iran akan melakukan negosiasi lanjutan mengenai program nuklirnya di Moskow, Rusia. Tetapi tidak dijelaskan waktu dari negosiasi tersebut.
"Kami ingin melihat resolusi diplomatik. Saat ini semua kesempatan untuk meraih hal itu semakin terbuka dan diharapkan kesempatan itu tidak akan hilang demi kepentingan banyak pihak," imbuh Clinton.
Sebelumnya dalam pidato memperingati haul Bapak Revolusi Islam, Ruhullah Musavi Khomeini, Rahbar menyinggung ancaman serangan militer rezim Zionis Israel terhadap Iran. Ia mengatakan bahwa retorika perang tersebut menunjukkan ketakutan rezim Zionis yang mendekati kehancuran.
"Israel memahami bahwa dalam situasi saat ini, mereka lebih rentan dari sebelumnya," kata Khomeini menegaskan.
Sementara pada saat yang sama, prestasi Republik Islam selama tiga dekade terakhir menggetarkan kekuatan-kekuatan arogan. "Bangsa Iran telah membuktikan bahwa dirinya mampu mencapai kemajuan independen dari Amerika Serikat dan bahkan dalam menghadapi permusuhannya. Ini merupakan pelajaran besar yang mereka takuti," tuturnya.
Rahbar juga memperingatkan program plot AS untuk menciptakan keretakan antara Muslim Syiah dan Sunni. "Hari ini, Amerika menggunakan pengalaman Inggris dalam menciptakan perpecahan agama antara Muslim Syiah dan Sunni," tambahnya.