Rabu 06 Jun 2012 21:34 WIB

Iran akan Tuntut Perusahaan Minyak Asing

Kilang minyak Iran.
Foto: Reuters
Kilang minyak Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Menteri Perminyakan Alireza Zeighami, yang juga direktur dari Perusahaan Refining Minyak dan Distribusi Nasional Iran (NIORDC), mengatakan bahwa beberapa perusahaan asing, kebanyakan perusahaan di Eropa, belum memenuhi kewajiban mereka. Demikian dilaporkan kantor berita Mehr, Selasa (5/6).

Dia mencatat bahwa beberapa perusahaan asing telah mengirim barang dan suku cadang yang dibutuhkan Iran untuk kilang minyaknya melalui perantara.

"Selama beberapa bulan terakhir, beberapa perusahaan asing, dan terutama beberapa perusahaan-perusahaan yang memegang lisensi Eropa, yang berada di bawah kontrak dengan Iran belum mematuhi kewajiban kontrak mereka untuk pengembangan kilang minyak (Iran)," tambah Zeighami.

Menteri Perminyakan Iran, Rostam Qasemi baru-baru ini memperingatkan bahwa setiap perusahaan yang gagal memenuhi kewajiban kontrak mereka akan dikeluarkan dari sektor minyak dan gas Iran. Rupanya, ada perusahaan yang tidak memasok peralatan yang (tertulis) dikontrak karena sanksi sepihak yang diberlakukan Uni Eropa terhadap industri minyak Iran.

Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussels pada 23 Januari dan menyetujui sanksi baru terhadap Iran yang melarang anggota Uni Eropa mengimpor minyak mentah dari Iran atau melakukan bisnis dengan Bank Sentral Iran.

Sanksi Uni Eropa pada sektor minyak Iran akan mulai berlaku pada 1 Juli. Teheran telah mengurangi ekspor minyak ke beberapa negara Eropa sebagai bagian dari kontersanksi sebagai respon terhadap tindakan Uni Eropa.

Uni Eropa mengatakan sanksi-sanksi diberlakukan untuk melumpuhkan perekonomian Iran untuk menekan Iran atas program nuklirnya. Namun, Tehran mengatakan tindakan seperti itu telah menjadi bumerang dan menyebabkan harga (minyak dan gas) yang lebih tinggi di pasar minyak global.

Iran adalah penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan tentunya memiliki hak untuk memperkaya uranium untuk memproduksi bahan bakar.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berulang kali melakukan inspeksi berbagai fasilitas nuklir Iran tapi tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa program nuklir sipil Iran telah dialihkan ke produksi senjata nuklir.

sumber : IslamTimes
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement