REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), bergabung dengan pasar saham menyambut tanda-tanda Bank Sentral Eropa (ECB) mendukung bank-bank zona euro yang sakit.
ECB yang menjaga suku bunga utamanya tetap bertahan daripada menurunkannya, juga membantu memperkuat euro, menarik harga minyak mentah naik.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, mengakhiri hari ini di posisi 85,02 dolar AS per barel, naik 73 sen dari tingkat penutupan Selasa.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, bertambah 1,80 dolar AS menjadi menetap pada 100,64 dolar AS per barel. Kedua kontrak ditutup secara signifikan kurang dari keuntungan sebelumnya.
"Sentimen yang sedikit cerah di pasar keuangan dan dolar AS yang lebih lemah menempatkan angin di layar dari minyak," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Melemahnya greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi pembeli dengan mata uang kuat, sehingga cenderung mendorong permintaan.
Pasar saham Eropa dan AS melesat lebih tinggi pada Rabu, karena sentimen dibantu oleh keputusan Bank Sentral Eropa untuk menjaga uang tunai mengalir ke bank-bank zona euro yang kesulitan, sekalipun pihaknya mempertahankan suku bunga tetap tak berubah pada 1,0 persen.
Harga juga didukung setelah para kepala keuangan Eropa dalam Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa berjanji untuk merespon "dengan cepat" krisis utang zona euro.
Sementara pedagang mengabaikan berita baik penurunan yang lebih kecil dari perkiraan stok minyak di Amerika Serikat, dan laporan Beige Book dari Federal Reserve tentang ekonomi-ekonomi regional yang tidak memberikan tanda-tanda melemah apapun dalam laju pertumbuhan yang "moderat".