REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Otoritas Gaza mengumumkan bahwa pembangkit listrik satu-satunya yang mereka miliki telah mati. Terhambatnya pasokan bahan bakar yang tertahan di perbatasan Mesir-Gaza menjadi penyebabnya.
Truk bahan bakar dari Qatar yang mengangkut 150 ribu liter sudah tiba di El-Arish Mesir pada Selasa (5/6), namun mereka belum bisa masuk menyeberangi perbatasan akibat permasalahan yang belum diketahui.
Pejabat Hamas di Gaza mengatakan seharusnya bahan bakar sudah masuk ke Gaza, namun akibat terhambat di perbatasan diperkirakan bahan bakar baru akan tiba pada Ahad (10/6) besok. Pejabat menduga terhambatnya truk Qatar tersebut karena ada tekanan.
"Karena pasokan dari Qatar belum datang, dan pembangkit listrik satu-satunya di Gaza tak memiliki bahan bakar cadangan, kami putuskan pembangkit listrik untuk tidak beroperasi," ujar pernyataan Hamas.
Hamas juga mengatakan, Israel, Mesir dan Otoritas Palestina di Ramallah bertanggung jawab atas penundaan datangnya bahan bakar tersebut. Dengan ditutupnya jalur Rafah, pengiriman bahan bakar hanya dapat masuk melalui jalur yang dikuasai Israel." Hal itu yang diinginkan pihak yang menahan truk Qatar tersebut," lanjut pernyataan otoritas Gaza.
Gaza menjadi sering 'gelap' sejak Februari lalu setelah otoritas Mesir juga mengehentikan upaya Hamas memperoleh bahan bakar melalui terowongan bawah tanah. Hamas mengklaim berhak mengimpor langsung bahan bakar untuk Gaza, namun Mesir nampaknya 'marah' dengan kekhawatiran masuknya bahan bakar illegal dan murah yang bisa 'merugikan' Mesir di satu sisi.