REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT - Israel akan membangun 851 rumah baru di wilayah pendudukan Tepi Barat, Rabu (6/6). Pengumuman tersebut diputuskan setelah parlemen Israel menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk melegalkan pos-pos pemukiman.
Menteri Perumahan Ariel Atias mengeluarkan pernyataan untuk membangun 551 unit rumah di Tepi Barat. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pembangunan 300 rumah baru di pemukiman Beit El.
Menurut Atias, pembangunan perumahan menyebar di beberapa lokasi. Sebanyak 117 unit rumah di Ariel, 92 di Maale Adumim, masing-masing 144 di Efrat dan Adam, dan 84 di Kiryat Arba.
Netanyahu menang melawan anggota parlemen sayap kanan untuk melegalkan semua rumah pemukim Israel di Tepi Barat, tanah Palestina yang diduduki. Semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Sebelumnya, pemimpin sayap kanan berjanji untuk mematuhi keputusan Mahkamah Agung untuk membongkar lima apartemen yang didirikan di Beit El. Namun, Netanyahu memenangkan 94 dari 12 kursi di Parlemen.
Sebelum pemungutan suara, Netanyahu juga memenangkan putusan Jaksa Agung untuk merelokasi tempat tinggal bagi 30 keluarga ke zona militer di dekat Beit El. Namun, pemukim dan pemimpin parlemen termasuk anggota partai Likuid, menentang usulan tersebut.
"Sebanyak 20 keluarga akan tetap di Beit El dan 300 keluarga akan menyusul bergabung dengan mereka,"kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan di televisi. Pemerintah, kata dia, taat hukum demokrasi dan akan menghormati putusan pengadilan.
"Tidak ada pemerintah yang mampu menyelesaikan seperti saya," katanya.