Kamis 07 Jun 2012 16:54 WIB

Dipindah ke Penjara Tora, Mubarak Syok

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Husni Mubarak
Foto: Egyptian TV
Husni Mubarak

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak, terguncang atas vonis hukuman seumur hidup yang dijatuhkan pengadilan. Ia makin syok saat mendengar perintah untuk memindahkannya dari Pusat Medis Internasional ke Penjara Tora di Selatan Kairo.

Harian Independen Mesir, al-Masry al-Youm melaporkan, Mubarak terkejut saat helikopter tiba-tiba mendarat di rumah sakit, dan untuk membawanya ke Penjara Tora. Selama empat jam penuh ia menolak di pindahkan ke sana untuk menjalani hukumannya.

Menurut sumber keamanan, Mubarak sempat bertanya akan dibawa kemana dirinya saat helikopter datang. Ketika tahu dia akan dipindahkan ke Tora, Mubarak murka. Ia bahkan meminta bertemu dengan Kepala Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata dan Menteri Dalam Negeri. "Ini bukan seperti yang disepakati. Saya ingin ke pusat medis," kata Mubarak, seperti dilansir Albawaba, Kamis (7/6).

Beberapa pejabat senior keamanan mencoba berbicara padanya, namun gagal. Barulah saat anaknya Alaa dan Gamal yang datang bersama Deputi Bidang Penjara Kementrian Dalam Negeri berbicara, Mubarak baru mau mendengar. Ketiganya mengatakan, bagaimana pun putusan pengadilan harus dilaksanakan. Ia juga diberitahu bahwa ruang penjaranya akan dilengkapi dengan peralatan medis canggih, serta dikirimkan tim dokter ahli yang akan bertugas merawatnya.

Ambulans datang dan membawa Mubarak ke ICU rumah sakit penjara Tora. Namun Mubarak menyatakan kekecewaannya saat memasuki ICU. Ia mengeluhkan kamar ICU yang terlalu kecil. Mubarak juga menolak diperiksa dokter rumah sakit. Ia baru setuju setelah setengah jam kemudian, ia mengajukan mendatangkan tiga dokter ke dalam penjara.

Sumber juga mengatakan, Mubarak tenggelam dalam depresi berat saat ini. Setelah sebelumnya petugas penjara membacakan aturan di dalam penjara. Termasuk perihal kunjungan, ia hanya boleh dua kali dikunjungi dalam satu bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement