Kamis 07 Jun 2012 23:50 WIB

PBB Dukung Penyelidikan Atas Serangan Brutal Pesawat Tanpa Awak AS

Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator
Foto: AP
Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua hak asasi manusia PBB pada Kamis menyeru penyelidikan badan dunia itu atas serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Pakistan, mempertanyakan keabsahannya dan mengatakan mereka membunuh warga tak berdosa.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay menyatakan itu pada akhir kunjungan empat hari ke negara tersebut, tempat serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat rata-rata menyasar pejuang sekali setiap empat hari di bawah Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Islamabad dianggap menyetujui serangan atas AlQaida dan Taliban pada masa lalu. Namun, pemerintah semakin mendukung tentangan rakyat saat hubungan dengan Washington memburuk.

"Serangan pesawat tanpa awak menimbulkan pertanyaan penting tentang kepatuhan terhadap hukum antarbangsa," kata Pillay dalam jumpa pers di Islamabad.

"Asas pembedaan, kesebandingan dan kepastian pertanggungjawaban atas kegagalan dalam mematuhi hukum antarbangsa juga sulit ketika serangan pesawat tanpa awak dilakukan di luar rantai perintah tentara serta di luar keberhasilan dan keterbukaan kendali warga atau tentara," katanya.

Ia menyatakan serangan itu melanggar hak asasi manusia. "Saya melihat pembunuhan tanpa pandang bulu dan luka warga sebagai pelanggaran hak asasi manusia," katanya.

Kepala hak asasi manusia PBB itu tidak memberikan angka, tapi menyeru penyelidikan atas korban di kalangan rakyat, yang dikatakannya sulit dilacak. "Karena serangan itu sembarangan, sangat, sangat sulit melacak jumlah orang tewas," katanya.

"Saya menyarankan pemerintah mengundang Pelapor Khusus PBB urusan Pembunuhan Dini atau Sewenang-wenang dan ia akan dapat menyelidiki beberapa kejadian," katanya.

Ia menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak negara lebih terbuka tentang keadaan saat pesawat tanpa awak digunakan dan mengambil tindakan seperlunya untuk memastikan bahwa serangan melibatkan pesawat itu mematuhi hukum antarbangsa.

"Saya menekankan kepentingan menyelidiki perkara tersebut dan memastikan imbalan dan ganti rugi kepada korban," katanya.

Washington melansir beberapa rincian tentang kegiatan rahasia pesawat tanpa awaknya di Pakistan, tapi pada Rabu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta menggambarkan mereka sebagai bela diri dan berjanji terus menyasar Al Qaida di Pakistan, demikian AFP.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement