Jumat 08 Jun 2012 05:28 WIB

Dipicu AS, Harga Minyak Dunia Turun

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah turun tipis pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke menghancurkan harapan para pedagang untuk sebuah stimulus cepat bagi ekonomi AS yang lemah.

 

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli merosot 20 sen menjadi ditutup pada 84,82 dolar AS per barel.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli menetap di 99,93 dolar AS per barel, turun 71 sen dari tingkat penutupan Rabu.

Bernanke gagal memberi isyarat sebuah stimulus baru bagi ekonomi AS, dalam sambutannya untuk sebuah panel Kongres pada Kamis, mengambil tenaga (energi) keluar dari pasar ekuitas dan minyak.

"Jika Ketua Fed Bernanke menjadi semakin khawatir tentang pemulihan menyusul laporan pekerjaan Mei yang mengecewakan -- seperti yang dimiliki pasar -- ia tidak menunjukkan itu hari ini dalam kesaksiannya tentang prospek ekonomi," kata Paul Edelstein di IHS Global Insight.

"Memang, ia dalam tekanan, menawarkan beberapa indikasi bahwa Fed hendak memperlonggar kebijakannya lagi."

Harga minyak telah diperdagangkan naik tajam, dipicu oleh keputusan China untuk menurunkan suku bunga acuan karena pertumbuhan melambat di negara konsumen energi terbesar di dunia tersebut.

Harga minyak telah turun tajam dalam tiga bulan terakhir, dengan kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate, turun dari 110 dolar AS per barel pada awal Maret di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.

Menteri Energi Aljazair pada Kamis menyerukan OPEC untuk memangkas produksi pada pertemuan mereka pekan depan jika anggota kartel minyak telah melanggar batas mereka.

"Saya berharap bahwa kita akan menemukan konsensus untuk memperbaiki situasi jika ternyata pagu 30 juta barel per hari telah dilanggar," kata Youcef Yousfi seperti dikutip kantor berita Aljazair APS.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement