REPUBLIKA.CO.ID, Utusan PBB untuk Timur Tengah mengatakan, rencana Perdana Menteri Rezim Zionis Israel Benyamin Netanyahu untuk memperluas permukiman Yahudi di Beit El, Tepi Barat yang diduduki, sangat mengganggu.
Robert Serry, Koordinator Khusus PBB untuk proses perdamaian di Timur Tengah, mengatakan, "Pengumuman terbaru untuk menambahkan 300 unit permukiman di Beit El, yang jauh masuk ke dalam Tepi Barat, sangat mengganggu."
Serry menegaskan bahwa menurut pandangan masyarakat internasional, semua pembangunan permukiman di tanah milik pribadi warga Palestina atau di tempat lain di wilayah pendudukan bertentangan dengan hukum internasional.
Pada Rabu, Netanyahu memerintahkan pembangunan 300 unit perumahan baru di Beit El setelah parlemen Israel menolak RUU untuk melegalkan pos-pos pemukiman.
Meski kecaman terus dilontarkan oleh masyarakat internasional, rezim Zionis terus membangun permukiman ilegal di atas tanah-tanah Palestina.
Hingga kini, ribuan warga Zionis tinggal di puluhan permukiman ilegal sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan timur al-Quds pada tahun 1967.