Jumat 08 Jun 2012 12:35 WIB

Jadi Pemberontak di Suriah, Wanita Ini Dapat Penghargaan

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Razan Ghazzawi, peraih penghargaan Pembela Hak Asasi Manusia dari Front Line Defenders.
Foto: news.nationalpost.com
Razan Ghazzawi, peraih penghargaan Pembela Hak Asasi Manusia dari Front Line Defenders.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Blogger wanita asal Suriah, Razan Ghazzawi memeroleh penghargaan Pembela Hak Asasi Manusia dari yayasan Front Line Defenders, Jumat (8/6). Ghazzawi menjadi simbol pemberontakan di Suriah. Kini, Ghazzawi diadili di pengadilan militer dengan tuduhan menyebarkan hal-hal yang dilarang di Suriah.

Penghargaan diberikan di Dublin City Hall. Pendiri Human Rights Watch menilai, Ghazzawi berkontribusi luar biasa dalam meneriakkan diterapkannya hak asasi manusia di Suriah. Rekan Ghazzawi, Dlshad Othman yang menjadi target bagi pemerintah Suriah harus meninggalkan Suriah demi keamanannya. Kemudian, Othman mewakili Ghazzawi menerima penghargaan tersebut.

Penghargaan tersebut, kata Othman, diberikan untuk semua jurnalis sipil yang tewas saat mencoba memberitahu dunia apa yang terjadi di Suriah. Menurutnya, media pemerintah dan swasta gagal untuk melakukannya. "Jurnalis warga Suriah dan pembuat film memberi gambaran revolusi di Suriah, baik saat buruk atau baik. Dan, banyak yang tewas saat melakukannya," katanya.

 

Ghazzawi dan enam aktivis perempuan lainnya baru-baru ini dibebaskan dari tahanan. Mereka telah ditangkap dalam serangan di Syrian Centre for Media and Freedom of Expression. Sementara rekannya di SCM, Mazen Darwish, juga ditahan dengan empat tahanan lainnya. Front Line Ghazzawi diadili karena dia menggunakan blog dan kekuatan media sosial untuk mengekspos kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Suriah.

"Sidang sedang berlangsung. Ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan kekerasan dan membatasi aliran informasi dari Suriah," kata Front Line.

Sejak awal pemberontakan Ghazzawi di Suriah, Front Line mengatakan ia dikenal untuk kritik sengitnya melalui Razaniyyat blog dan via akun Twitternya @ RedRazan. Situs jejaring sosial telah memainkan peran kunci dalam memobilisasi protes anti-rezim yang telah melanda Suriah sejak Maret 2010. Menurut PBB, ribuan orang telah tewas dalam tindakan keras Suriah pada perbedaan pendapat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement