Sabtu 09 Jun 2012 09:43 WIB

Sempat Melarang, Kini Australia Bujuk RI Tambah Impor Sapi

Sapi Australia
Foto: quikturt.com
Sapi Australia

REPUBLIKA.CO.ID, Tepat hari ini setahun yang lalu, pemerintah Australia menghentikan sementara ekspor sapi ke Indonesia dengan alasan dugaan penyiksaan sapi-sapi Australia di Indonesia.

Setelah ekspor diberlakukan kembali dengan beberapa syarat, giliran Indonesia yang mengurangi kuota impor dari Australia.

Menteri pertanian Australia, Joe Ludwig mengatakan pemerintah Australia tengah bernegosiasi agar pemerintah Indonesia mau meningkatkan jumlah kuota impor sapi dari Australia. "Saya telah mencoba meyakinkan adanya fleksibilitas soal impor sapi dari Australia," ujarnya.

Australia juga kini tengah melihat pangsa pasar lain, seperti Mesir, dan Turki.

Ketua Komite Daging Sapi di Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan keputusan Indonesia untuk mengurangi kuoya impor hingga 66 persen dari Australia menyebabkan kekurangan pasokan daging sapi di Indonesia.

Sarman mengatakan Indonesia membutuhkan lebih dari 34 ribu ton daging sapi, tetapi pasokan yang ada hanyalah 8 ribu ton. Ia juga mengatakan bahwa harga daging sapi di Indonesia telah meningkat hingga 30 persen.

Mengenai rencana swasembada pengadaan daging sapi yang akan dilakukan di Indonesia pada tahun 2014, menurutnya juga tidak masuk akal. Ia mengkhawatirkan perkembangan intelektualitas generasi muda di Indonesia akan menurun, karena kekurangan protein.

Tak hanya itu, Sarman juga mempertanyakan nasib para penjual baso dan mi yang jumlahnya mencapai 4 juta orang, karena mereka ketergantungan pada pasokan daging sapi.

Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR, Viva Yoga Mauladi, yang juga seorang dokter hewan, mengatakan rencana swasembada daging sapi juga bermaksud untuk mengurangi impor komoditas lainnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia ingin mengurangi ketergantungan pada produk lain, seperti beras, susu, dan produk makanan lainnya dari luar negeri.

Viva juga menjelaskan kelangkaan daging sapi lebih disebabkan adanya masalah dalam pendistribusian ternak sapi, yang berkonsentrasi di daerah, sementara konsumen terbesar ada di kota-kota besar.

sumber : radioaustralia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement