Senin 11 Jun 2012 09:11 WIB

Myanmar Nyatakan Keadaan Darurat Pascakonflik Buddha-Muslim

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
Bendera Myanmar
Bendera Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, SITTWE -- Presiden Myanmar Thein Sein mengumumkan keadaan darurat di barat Myanmar. Pernyataan tersebut menyusul bentrokan mematikan antara umat Buddha lokal dan Muslim Bengali di sana.

Televisi pemerintah melaporkan, sejak Ahad (10/6) lalu telah diberlakukan jam malam di kota Sittwe di negara bagian Rakhine dan tiga kota lainnya. Selain itu, pemerintah setempat juga melarang pertemuan publik lebih dari lima orang.

Langkah ini menyusul kerusuhan yang terjadi Jumat (8/6) di dua daerah di Rakhine. Kerusuhan tersebut menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 17 lainnya. Selain itu, kerusuhan juga menyebabkan ratusan rumah habis terbakar.

Pernyataan resmi dari pemerintah menuduh kerusuhan di Maungdaw dan Buthidaung disebabkan oleh 'teroris'. Namun menurut keterangan warga, kerusuhan di picu oleh umat Muslim di daerah tersebut yang menuntut balas. Pada 3 Juni lalu, 10 Muslim tewas dihukum mati oleh 300 umat Buddha tanpa melalui proses pengadilan.

Sebelumnya warga Buddha mengklaim geram akan ulah tiga pria Muslim. Mereka dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis Buddhis.

Ketegangan antara warga Buddha dan Muslim telah lama tercermin di negara bagian Rekhine. Banyak warga Muslim yang dianggap pemukim ilegal dari Bangladesh, oleh warga Buddha.

Pasukan tentara telah dikerahkan pada Jumat lalu di kedua kota tersebut. Polisi juga diminta membantu menjaga ketertiban.

sumber : Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement