Senin 11 Jun 2012 10:17 WIB

Serangan Mortir di Irak Tewaskan 2 Orang

Seseorang pria tengah berdiri di sekitar lokasi ledakan bom di Kazimiyah, utara Baghdad, Kamis (5/1).
Foto: AP
Seseorang pria tengah berdiri di sekitar lokasi ledakan bom di Kazimiyah, utara Baghdad, Kamis (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan mortir di daerah Kadhimiyah, Baghdad utara, menewaskan sedikitnya dua orang dan mencederai 20 lain, kemarin. Menurut pejabat kementerian dalam negeri, dua mortir mendarat di dekat tempat-tempat suci imam Syiah, Musa Kadhim dan Mohammed Jawad, di Kadhimiyah pada Ahad (10/6) malam, seperti dilansir AFP dan dipantau Antara, Senin (11/6).

Seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan, dua orang tewas dan 26 cedera, namun pejabat kementerian dalam negeri itu menyebut jumlah kematian tujuh orang dan 20 cedera dalam serangan tersebut. Serangan itu merupakan yang terakhir dari serangkaian kekerasan yang melanda Irak dalam beberapa waktu terakhir ini.

Sebelumnya, terjadi pula serangan penembakan dan aksi pengeboman di Irak yang menewaskan empat orang, termasuk seorang pegawai parlemen dan seorang pejabat senior penanganan darurat.

Di Baghdad, pejabat pertahanan sipil, Kolonel Mohammed Yunis, tewas. Istri serta dua anaknya cedera. Mereka diberondong tembakan oleh sekelompok orang saat di dalam mobil, di luar kawasan Zona Hijau, yang merupakan lokasi kantor parlemen dan Kedutaan Besar AS.

Dalam insiden lain di Saidiyah, Baghdad barat, pada Jumat, sejumlah orang bersenjata menembaki Assad Mohammed, pegawai di kantor deputi ketua parlemen Qusay al-Sohail, kata pejabat-pejabat itu, dengan menambahkan bahwa Mohammed tewas di rumah sakit akibat luka-lukanya. Selain itu, ada sejumlah aksi kekerasan yang menewaskan beberapa orang di Irak belakangan ini.

Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun serangan-serangan masih terus terjadi. Menurut data pemerintah, 132 orang Irak tewas pada Mei. Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement