REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Anak-anak sekolah di Kanada yang mengambil kelas bahasa Persia mendapati buku teks Iran yang menggambarkan Israel sebagai kera.
Director of the International and Terrorist Intelligence Program at INSIGNIS Strategic Research Inc. David Harris mengatakan, buku pelajaran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Iran itu sedang digunakan di sekolah-sekolah publik Kanada.
"Ottawa Carlton Public School Board, sebuah dewan sekolah publik yang dibiayai sampai 2011 memungkinkan program di Persia pada akhir pekan untuk menggunakan buku teks Kementerian Pendidikan Iran," kata Harris melalui kantor berita Ynet.
Tentara Israel dalam buku digambarkan mirip kera dan sangat mengingatkan pada gambaran jihad populer Yahudi sebagai 'anak kera'.
"Buku-buku ini diberikan kepada siswa SD, dan bahkan kelas tiga," kata Harris. "Di buku kelas tiga, teks juga menggambarkan situasi di mana seorang anak Palestina berumur enam tahun menginstruksikan saudaranya yang berumur tiga tahun untuk melempari batu kepada tentara Israel. Kemudian, teks berakhir dengan salah satu tentara mengalahkan anak muda dengan memukulnya di kepala dan darah mengalir di mana-mana,"katanya.
Teks disertai gambar berbunyi: "Perwira Israel menghantam kepala Mohamad dengan senjata sehingga darah hangat menciprati tangan Khalid."
Harris mengatakan, dalam buku-buku juga termasuk gambar seorang pembom bunuh diri yang meledakkan dirinya di bawah sebuah tangki Irak selama perang Iran-Irak pada 1980-an.
Sekelompok warga keturunan Iran-Kanada mengatakan bahwa Kedutaan Besar Iran di Ottawa yang memfasilitasi mereka. Ketika ditanya apakah pemerintah telah melakukan sesuatu untuk menarik buku teks, Harris mengatakan nota keberatan telah dibuat untuk pejabat dewan senior dan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan gambar-gambar tertentu dari satu cerita telah ditarik.
Baru-baru ini Dewan Sekolah Distrik Toronto menangguhkan izin sebuah sekolah Islam yang beroperasi setelah Iran mensponsori buku pelajaran perang anti-Semitisme. Sekolah yang beroperasi pada hari Ahad sekarang sedang diselidiki oleh polisi Kanada.
Ikuti Whatsapp Channel Republika