REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu analis pertahanan Amerika Serikat mengatakan beberapa alasan mengapa pemerintah AS tidak harus terlibat dalam konfrontasi militer dengan Iran. Dia adalah Adam Lowther, salah satu anggota analis pertahanan pada Universitas Angkatan Udara AS.
Dalam sebuah pernyataanya, dia memperingatkan kepada para politisi AS untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum memilih opsi serangan militer terhadap Iran.
Adapun alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut;
1. Iran mungkin sudah memiliki apa yang dimiliki oleh militer AS sekarang ini, dan Iran telah siap menghadapi beberapa kemungkinan yang akan terjadi.
Lowther menjelaskan, Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak saat AS menginvasi negara-negara tersebut. Ia menambahkan, semua contoh saat militer AS mampu mengalahkan musuhnya karena negara-negara tersebut tidak mampu bersaing dengan AS secara militer.
Dia juga mencatat bahwa militer Iran jauh lebih kompeten dan kuat. Kemampuan Iran itu terbukti pada perang Iran-Irak selama satu dekade dan Iran mempunyai pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi perang AS.
Dia melanjutkan, Angkatan Laut Iran sangat terampil dalam pertempuran littoral dan mungkin mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup lama demi melampiaskan malapetaka ekonomi global.
Latihan-latihan angkatan laut baru-baru ini yang dilakukan oleh angkatan laut Iran menggambarkan strategi yang jelas, bahkan Iran mengancam akan menutup selat Hormuz. Iran juga mengancam akan menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk ke daerah tersebut.
Hal ini menunjukkan kemampuan militer Iran. Dan jika selat Hormuz benar-benar ditutup, maka akan mengakibatkan kerugian yang signifikan dari pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket di dunia internasional.
2. Iran sama sekali berbeda dengan Irak. Angkatan Darat Iran dan Korps Garda Revolusi Iran tidak akan meletakkan senjata begitu saja pada ancaman pasukan darat AS. Lowther mengatakan, pasukan militer Iran selalu mengikuti perkembangan di Afghanistan dan Irak dengan mempelajari bagaimana cara mengalahkan pasukan Amerika.
3. Kementerian Intelijen Iran termasuk yang paling kompeten dan kuat di dunia.
Menurutnya, Kementerian Intelijen Iran telah berhasil memburu elemen-elemen anti-Iran selama tiga puluh tahun terakhir dan selalu cemerlang.
4. Kemungkinan gerakan perlawanan Libanon Hizbullah akan membantu Iran dalam perang AS terhadap Iran.
Analis pertahanan itu menyatakan bahwa seharusnya militer AS belajar bagaimana menyerang Iran, Hizbullah, selama tiga dekade saat Hizbullah bertempur dengan Israel. Baru kemudian melakukan serangkaian serangan terhadap Iran.
5. Kemampuan Cyber Maya Iran yang mengesankan dan berkembang pesat.
Lowther menulis, serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran kemungkinan akan berkelanjutan. Dan serangan cyber tidak seperti yang telah kita lihat. Cyber Iran mungkin akan menargetkan data penting di sektor publik dan swasta dan ini akan mendatangkan malapetaka, mematikan sistem, dan menghancurkan data.
6. Militer AS layak istirahat setelah melakukan parade perang selama satu dekade dalam operasi tempur di berbagai negara.
Lowther mengingatkan bahwa bagaimana pun, perang di Afghanistan dan Irak berpengaruh pada kondisi tentara Amerika, keluarga mereka, dan peralatan yang mereka andalkan.
7. Sebuah serangan terbatas terhadap Iran akan meningkat menjadi perang yang lebih luas, sehingga sulit bagi militer AS untuk beristirahat.
Ahli perang itu mengatakan, bahkan walaupun serangan itu hanya terfokus pada fasilitas nuklir Iran saja, namun itu akan menimbulkan respon yang luar biasa di luar batas tujuan asli AS.
Akhirnya, analis pertahanan AS itu sekali lagi mendesak pemerintah AS untuk menimbang kembali semua pilihannya sebelum menjatuhkan opsi militer dan konflik secara face to face dengan Iran.