Rabu 13 Jun 2012 16:03 WIB

Marty Natalegawa Bantah Dua WNI Tewas di Suriah

Rep: Lingga Permesti/ Red: Djibril Muhammad
Marty Natalegawa
Foto: Soe Zeya Tu/Reuters
Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia hingga saat ini masih berupaya memulangkan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah. Terkait dengan kabar meninggalnya dua WNI di Suriah, hingga saat ini Kemlu tidak menemukan adanya WNI yang menjadi korban konflik kekerasan di Suriah.

KBRI Damaskus telah menghubungi WNI di Suriah a.n. Sri Dewi yang menyampaikan informasi awal mengenai hal tersebut. Menurut Sri Dewi, informasi mengenai meninggalnya dua WNI diperoleh dari Ani yang bekerja di Nabek.

Ani mendapatkan berita dari WNI yang bernama Sikai yang sudah kembali ke Indonesia. Sikai mendapatkan informasi dari orang tuanya dari Indonesia bahwa ada dua jenazah yang dipulangkan dari Suriah.

Kemlu melalui KBRI Damaskus terus melakukan pengecekan untuk menelusuri berita tersebut, termasuk dengan menghubungi rumah sakit dan kepolisian serta pihak berwenang lainnya di Suriah. Hingga saat ini tidak ditemukan adanya WNI yang menjadi korban kekerasan di Suriah.

"Saya hanya bisa menginformasikan kepada teman-teman info yang saya memiliki. Saya tidak tahu apakah berita ini benar atau tidak. Kita masih cek agar dapat diuji kebenaranya," kata Marty, Rabu (13/6), dalam konferensi persnya, di Kemelu RI, Jakarta, Rabu (13/6).

Sesuai data yang dimiliki KBRI Damaskus, selama 2012, KBRI Damaskus telah mengurus lima jenazah WNI yang meninggal di Suriah. Dari lima jenazah tersebut, emat jenazah telah dipulangkan ke Indonesia dan satu dimakamkan di Damaskus.

Penyebab kelima jenazah tersebut karena sakit dan kecelakaan kerja bukan karena konflik kekerasan yang berlangsung di Suriah. Peyakit yang menyebabkan meninggalnya tiga WNI adalah Lupus, tumor otak dan penyakit lain. Sedangkan kecelakan kerja yang menyebabkan dua WNI lainnya adalah jatuh dari apartemen.

Menurut Marty, masalah biaya pemulangan tidak menjadi persoalan. Karena siapapun yang ingin pulang, pihaknya akan segera memulangkannya. "Ada biayanya memang, pakai pesawat komersil, sedapat kemampuan anggaran, kita perlakukan sebagai situasi darurat. Kami sudah bekerja sama dengan Garuda untuk mempersiapkan pesawat mengangkut 62 orang pada 17 Juni mendatang," kata Marty.

Dalam upaya terus menelusuri kebenaran informasi adanya dua WNI yang meninggal karena kekerasan di Suriah, Kementerian Luar Negeri menghargai perhatian dan kepedulian berbagai pihak dan menghimbau sekiranya masyarakat memiliki informasi mengenai hal tersebut di atas agar dapat menghubungi Kementerian Luar Negeri di nomor + 6281388961940.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement