Kamis 14 Jun 2012 05:29 WIB

Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Turun

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah turun pada Rabu (Kamis pagi WIB) menjelang pertemuan OPEC yang bisa memunculkan perdebatan, karena kartel terpecah mengenai apakah memangkas produksinya untuk menahan penurunan tajam harga dalam beberapa bulan terakhir.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 70 sen menjadi ditutup pada 82,62 dolar AS per barel, tingkat terendah sejak awal Oktober.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli menjadi menetap di 97,13 dolar AS, hanya turun satu sen dan mencapai terendah baru sejak akhir Januari.

Para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (O{EC), yang

memasok sekitar sepertiga dari minyak dunia, dijadwalkan bertemu di Wina pada Kamis untuk menghadapi harga minyak mentah yang telah jatuh sekitar 25 persen sejak Maret.

"Penurunan 30 dolar AS per barel pada nilai keranjang OPEC selama tiga bulan lalu telah menciptakan beberapa perpecahan terbuka dalam pendekatan kebijakan harga minyak, baik dari segi ekonomi maupun politik, antara anggota OPEC," kata para analis Barclays Capital.

"Kami perkirakan tidak khusus datang bersama pandangan tersebut minggu ini, meninggalkan tidak ada perubahan sebagai kemungkinan kebijakan yang dihasilkan."

Badan Energi Internasional (IEA), yang merupakan negara-negara konsumen minyak, Rabu memperingatkan bahwa biaya energi tetap tinggi secara historis, menghalangi pertumbuhan.

IEA juga memangkas perkiraan permintaan global 2012 menjadi 89,9 juta barel per hari dari 90 juta barel per hari pada bulan sebelumnya.

"Laporan IEA dipandang sebagai efektif menyerukan OPEC untuk mempertahankan tingkat produksi tinggi saat ini guna membantu ekonomi-ekonomi Barat yang sakit kesulitan dengan harga energi tinggi," kata Robert Brusca dari FAO Economics.

Di Amerika Serikat, data menunjukkan penjualan ritel jatuh untuk kedua bulan berturut-turut pada Mei dan stok minyak mentah turun kurang dari yang diharapkan membebani kontrak WTI New York, kata John Kilduff dari Again Capital.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement