Kamis 14 Jun 2012 09:20 WIB

Air di Gaza Berbahaya untuk Dikonsumsi

Rep: Gita Amanda/ Red: Hafidz Muftisany
Sistem pembuangan limbah di Gaza.
Foto: www.maannews.net
Sistem pembuangan limbah di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Sebuah badan amal untuk Palestina mengatakan, sumber air minum utama di Gaza terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air tersebut telah terkontaminasi oleh pupuk dan kotoran manusia.

Badan amal Selamatkan Anak dan Bantuan Medis untuk Palestina mengatakan, sejumlah anak di Palestina harus dirawat karena menderita diare. Jumlahnya terus bertambah menjadi dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Mereka mengatakan, blokade Israel selama lima tahun ini di wilayah Palestina sebagai salah satu penyebabnya. Blokade tersebut membuat peralatan sanitasi penting tak dapat masuk ke Palestina.

"Blokade itu harus diangkat secara menyeluruh," ujar mereka.

Dalam laporannya badan amal tersebut menambahkan, banyak anak di Gaza yang sakit akibat mengkonsumsi air minum. Laporan menunjukan tingginya tingkat nitrat dan kontaminasi yang ditemukan pada sumber air di Palestina.

Nitrat biasanya ditemukan dalam feses dan pupuk, inilah penyebab meningkatnya jumlah anak penderita diare sejak blokade dilakukan. Tak hanya masalah blokade, mereka juga menyalahkan kerusakan akibat perang dan kurangnya investasi kronis di wilayah tersebut.

Menurut laporan, beberapa keluarga yang putus asa membuat sumber air sendiri. Keluarga tersebut terkadang tak menyadari, bahwa air yang mereka gali sendiri pun telah terkontaminasi. Bahkan 10 kali lebih berbahaya dari tingkat aman yang sudah ada.

"Sistem pembuangan limbah di Gaza telah benar-benar rusak," kata laporan tersebut.

Laporan mengatakan, pasokan bahan bangunan untuk membantu rekonstruksi infrasktruktur telah diizinkan masuk. Namun itu saja belum cukup untuk memperbaiki keadaan.

" Bagaimanapun kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Gaza harus menjadi prioritas yang mendesak. Israel harus mencabut blokade secara keseluruhan. Untuk memungkinkan pergerakan bebas orang dan barang, keluar masuk Gaza," ujar Badan amal dalam laporannya.

Badan amal juga menyerukan pada masyarakat internasional, Otoritas Palestina, dan para pendonor bantuan untuk berbuat lebih banyak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement