REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Utusan Hak Asasi Manusia (HAM) Amerika Serikat (AS) di Korea Utara mengatakan, AS tengah memecahkan blokade informasi. Mereka menuding Korea Utara menyembunyikan pelanggaran HAM dan menjaga kasus tersebut untuk tidak bocor ke media asing.
Utusan HAM AS, Robert King mengatakan hal tersebut dalam sebuah forum di Seoul, Korea Selatan. Ia mengatakan, Korea Utara telah mengisolasi media di negara tersebut untuk menyembunyikan masalah pelanggaran HAM. Isolasi media berarti kondisi 'menyedihkan' menyangkut permasalahan HAM.
Keadaan ini sedikit menarik perhatian dunia, meski lebih kecil dari kasus pelanggaran HAM di Uni Soviet empat dekade lalu.
Komentar King tersebut datang di tengah rasa permusuhan tinggi antara Korea Selatan dan Utara. Terlebih setelah peluncuran roket jarak jauh Korea Utara, April lalu. Pyongyang menuduh Korea Selatan menghina kepemimpinan baru mereka karena kegagalan peluncuran roket.
Pyongyang juga membantah telah melakukan penganiayaan pada warganya. Mereka menuduh Washington mempolitisasi masalah HAM di negara tersebut untuk menjalankan agresinya.