Kamis 14 Jun 2012 11:55 WIB

Muslim Rohingya: Suu Kyi Masih Diam

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
  Sejumlah warga muslim Rohingya naik perahu menyeberangi sungai Naf, untuk melintasi perbatasan dari wilayah Myanmar ke Bangladesh, di kota Teknaf sebelah Selatan Bangladesh  . (Reuters)
Sejumlah warga muslim Rohingya naik perahu menyeberangi sungai Naf, untuk melintasi perbatasan dari wilayah Myanmar ke Bangladesh, di kota Teknaf sebelah Selatan Bangladesh . (Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, TEKNAF -- Muslim Rohingya Myanmar yang tinggal di kamp pengungsi di Bangladesh meminta bantuan pada Aung San Suu Kyi. Mereka meminta Suu Kyi membantu mengakhiri penindasan yang mereka derita selama ini.

Wilayah Bangladesh yang berbatasan 200 kilometer dengan Myanmar adalah rumah bagi sekitar 300 ribu pengungsi Muslim Rohingya. Sepersepuluh dari mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan di kamp bantuan PBB.

Seorang pejabat Myanmar mengatakan, kerusuhan antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya di Rakhine menimbulkan banyak korban. Sekitar 49 orang tewas dan 41 lainnya terluka dalam lima hari kerusuhan antarkelompok tersebut.

"Kami memohon pada PBB, negara-negara asing, pemerintah Myanmar dan terutama Suu Kyi," ujar Mohammad Islam, pemimpin pengungsi Rohingya di Kamp Nayapara, Teknaf, Bangladesh.

Ia menambahkan, hingga saat ini Suu Kyi tak melakukan atau mengatakan apa-apa untuk kami. Padahal orangtua kami termasuk yang melakukan kampanye untuknya pada pemilu 1990.

"Seperti kebanyakan orang Burma lain, ia juga diam tentang hak-hak Rohingya," tambah dia.

Dalam kunjungan pertama Suu Kyi ke luar Myanmar, ia menemui ribuan pengungsi Myanmar di perbatasan Thailand. Ia berjanji membantu mereka kembali.

Islam mengatakan, Suu Kyi menyoroti nasib pengungsi Myanmar di Thailand yang kebanyakan orang Karen.  Tapi Suu Kyi tak berbicara apa pun yang dapat menimbulkan harapan bagi Rohingya.

"Kami dengar hubungan pemerintah dan Suu Kyi telah diperbaiki. Akan ada reformasi di negara ini, tapi kami tak merasakan perubahan berarti untuk Rohingya," kata Islam.

Muslim Rohingya telah lama diperlakukan buruk dan dianggap sebagai 'orang asing' oleh pemerintah Myanama. Para aktivis mengatakan, hal tersebut memupuk perpecahan dengan umat Buddha di negara bagian Rakhine.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement