Kamis 14 Jun 2012 20:49 WIB

Soal Rasisme, Kawasan North-East Inggris Tertinggal 40 Tahun

Rasisme di North-East Inggris
Foto: Dailymail.co.uk
Rasisme di North-East Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kawasan North-East Inggris tertinggal 40 tahun dengan kawasan lain di Inggris Raya terkait masalah rasisme dan kekerasan terhadap minoritas. Demikian kesimpulan riset bersama tiga universitas di kawasan itu.

Disebutkan dalam hasil riset tersebut, tingkat rasisme dan kekerasan di kawasan North-East sangat mengkhawatirkan. Sebagai contoh saja, sudah menjadi hal biasa ketika muslimah diludahi dan dilecehkan. Demikian pula dengan Masjid yang tak luput dari serangan rasisme.

Direktur Riset untuk Kejahatan, Ras dan Keadilan, Universitas Durham, Profesor Gary Craig mengatakan isu rasial di kawasan North-East sangat serius, terutama di daerah pedesaaan di mana warga minoritas terisolasi.

"Di kawasan lain, rasisme terjadi 30 atau 40 tahun lalu. Kami merasa seperti terjebak dalam lingkaran waktu," kata dia seperti dikutip dailymail.co.uk, Kamis (14/6).

Riset yang berlangsung selama delapan bulan ini juga menyebut masalah rasisme hampir terjadi di seluruh instansi baik publik atau swasta. Termasuk pula, sistem peradilan. Yang lebih memprihatinkan, kalangan kulit putih merupakan pelakunya.

Craig mengatakan pemerintah perlu memperhatikan masalah ini. "Hampir 100 orang meninggal di Inggris akibat rasisme. Kita memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini," tegasnya.

Sultan Alam, mantan Polisi Cleveland sempat mengalami tindak rasisme dalam satuannya. Ia dipenjara atas perbuatan yang tidak pernah dilakukan. Beruntung, ia segera dibebaskan dan mendapatkan kompensasi sebesar £ 800.000. "Apa yang saya alami tidak menjadi pelajaran," kata dia.

Menanggapi hasil riset itu, juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan pemerintah menaruh harapan kepada sistem peradilan guna mempromosikan kesetaraan dan tidak mendiskrimininasikan orang lain karena ras, etnis, budaya dan agama.

"Kami memiliki program di setiap sistem peradilan untuk menyatukan setiap kelompok. Harapannya tentu untuk mencegah tindak rasisme meluas di seluruh wilayah Inggris," kata dia. Agung Sasongko

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement