REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengenai pasokan senjata Rusia ke Suriah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan militer AS tidak mempunyai informasi yang akurat mengenai hal itu, Rabu (13/6).
"Seperti yang saya bilang beberapa hari lalu di Moskow, Rusia hanya menyelesaikan kontrak yang sudah disepakati sejak lama," ujar Lavrov dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Iran A. A. Salehi di Teheran, Iran.
Ia menambahkan, semua kontrak tersebut secara eksklusif terkait dengan pesawat pertahanan. Menurutnya, Rusia tidak perlu menanggapi pernyataan Clinton atau siapapun.
Lavrov juga membantah Rusia telah melanggar perjanjian internasional atau aturan ekspor Rusia yang berdasarkan penilaian keseluruhan adalah salah satu yang paling ketat di dunia. Rusia juga, katanya, tidak memasok senjata ke Suriah atau negara lain untuk memerangi pengunjuk rasa. Hal tersebut berbeda dengan AS yang justru secara rutin mengirim senjata di kawasan Timur Tengah.
"Baru-baru ini, pengiriman senjata bahkan terjadi di salah satu negara di Teluk Persia dan untuk alasan tertentu AS mengambil keuntungan dari situ," katanya.
Ia mengatakan Rusia hanya mengirimkan senjata yang dibutuhkan Suriah untuk mengatasi serangan. Menurut Lavrov hal itu sesuai dengan hak dan kedaulatan Suriah dan rakyatnya