Jumat 15 Jun 2012 05:57 WIB

Dipicu Keputusan OPEC, Harga Minyak Malah Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak di New York naik pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah OPEC mempertahankan pagu produksinya tidak berubah dan analis melihat data buruk ekonomi AS menunjuk ke langkah-langkah stimulus baru dari Federal Reserve.

Menteri Energi dan Pertambangan Aljazair Youcef Yousfi mengatakan, 12-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menghasilkan sepertiga dari minyak dunia, di Wina memutuskan untuk mempertahankan batas produksi saat ini pada 30 juta barel per hari (bph) yang telah berlaku sejak pertemuan Desember.

Harga minyak telah bervariasi menjelang pertemuan kartel. Tetapi selama dan setelah pertemuan itu, kontrak utama AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juli, melonjak menjadi berakhir pada 83,91 dolar AS per barel, naik 1,29 dolar dari penutupan Rabu.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari sedikit berubah, kehilangan 10 sen menjadi 97,03 dolar AS.

JPMorgan Chase mengatakan hasil OPEC tidak mengherankan, meskipun telah ada tekanan untuk memangkas produksi dalam menghadapi harga yang telah jatuh lebih dari 20 dolar AS per barel dalam beberapa bulan terakhir.

Bank peneliti komoditas itu mengatakan bahwa suasan umum dari laporan-laporan sebelum pertemuan tersebut adalah bahwa para anggota berpikir pagu yang ada dibutuhkan untuk menjadi lebih dihormati oleh anggota, beberapa di antaranya telah kelebihan produksi.

"Yang terberat dari proses penyesuaian, salah satunya harus diambil, penurunan pada Kuwait, Uni Emirat Arab, dan, khususnya Arab Saudi -- negara-negara yang telah meningkatkan produksi selama 18 bulan terakhir untuk mengisi kesenjangan dari hilangnya pasokan Libya tahun lalu," kata JPMorgan.

"Kami tidak menetapkan probabilitas tinggi bahwa target 30 juta bph akan benar-benar dipatuhi, tetapi lebih daripada itu trio Teluk itu akan terus menantang tugas menyeimbangkan pasar minyak dunia dengan menjaga produksi pada beberapa tingkat di atas target itu."

Harga AS juga mendapat dorongan karena spekulasi bahwa data AS yang lemah pada pekerjaan dan konsumsi bisa membuka jalan bagi stimulus lebih dari pertemuan dewan kebijakan Federal Reserve pekan depan.

"Dengan angka AS pagi ini, kami berharap bahwa stimulus mungkin diumumkan pada pertemuan FOMC pada Rabu," kata Bart Malek dari TD Securities.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement