REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Menteri Perminyakan Iran, Rostam Qasemi, memperingatkan Uni Eropa (UE) akan menanggung beban atas sanksi yang mereka berikan pada Iran. Juli mendatang Uni Eropa dan Amerika Serikat sepakat mengembargo minyak mentah dari Iran.
Qasemi mengatakan, sejak awal sebelum sanksi diberikan pada Iran, negaranya telah memperingatkan Uni Eropa. "Mereka sendiri yang akan dirugikan oleh embargo, dan saat ini orang-orang Eropa hidup di bawah tekanan," kata Qasemi disela-sela konferensi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Wina, Jumat (15/6).
Mulai 23 Januari lalu Uni Eropa telah menyetujui sanksi baru terhadap minyak Iran dan sektor keuangan. Sanksi akan mulai diberlakukan 1 Juli. Sanksi tersebut bermaksud mencegah negara anggota Uni Eropa membeli minyak mentah dari Iran, dan melakukan bisnis dengan Bank Sentral Iran. "Kami berulang kali menyatakan, berkurangnya minyak Iran di pasar Internasional akan berdampak negatif, " kata Qasemi, seperti dilansir Press TV.
Qasemi juga memperingatkan, Iran merupakan negara penghasil minyak terbesar kedua di OPEC. Sanksi tersebut akan membawa fluktuasi di pasar minyak dan merusak ekonomi global. Sanksi keuangan dan embargo minyak yang diberlakukan oleh AS dan Uni Eropa, terkait dengan program nuklir Iran. Mereka menuding program nuklir Iran bertujuan militer, sehingga patut untuk segera dihentikan.
Teheren berulang kali membantah tuduhan tersebut. Mereka bersikeras mengatakan, telah menandatangani Perjanjian Non-proliferasi nuklir. Sehingga pengembangan nuklir yang dilakukan bertujuan damai.