Sabtu 16 Jun 2012 13:24 WIB

Protes, Warga Lokal Duduki Lokasi Bendungan Brasil

Bendungan Belo Monte, Brasil
Foto: www.latindispatch.com
Bendungan Belo Monte, Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO - Sekitar 300 warga pribumi dan para aktivis lingkungan hidup Jumat menduduki lokasi bangunan satu pembangkit listrik tenaga air di Sungai Xingu. Sungai itu ialah salah satu anak sungai Amazon Brazil, kata para penyelanggara protes.

Unjuk rasa di bendungan Belo Monte bertujuan untuk mendapat perhatian dari konferensi PBB mengenai Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan di Rio de Janeiro. "Kami menyeru dunia uuntuk membiarkan sungai kami hidup," kata Antonio Melo, ketua Gerakan Hidup Abadi Sungai Xingu, dalam satu pernyataan.

Para pemrotes mengatakan mereka menggali satu terusan di lokasi konstruksi itu dengan menggunakan sekop-sekop dan cangkul-cangkul untuk memulihkan secara simbolis arus alami sungai itu. Sementara beberapa orang menggunakan tubuh-tubuh mereka untuk menyampaikan satu pesan bertuliskan "Pare Belo Monte" (Hentikan Belo Monte).

Bendungan terbesar ketiga di dunia itu, dengan daya listrik 11.200 megawat, adalah salah satu dari beberapa pusat listrik tenaga air (PLTA) yang dibiayai Brazil untuk membantu energi bersih bagi ekonomi yang bertumbuh pesat.

Pekerjaan dimulai setahun lalu, kendatipun ada penentangan keras dari penduduk lokal dan para aktivis lingkungan hidup. Kelompok-kelompok warga pribumi khawatir bendungan itu akan merusak jalan hidup mereka sementara para pencinta lingkungan hidup memperingatkan bahwa proyek itu akan mengakibatkan penggundulan hutan, emisi-emisi rumah kaca dan kehancuran yang tidak dapat diperbaiki pada ekosistem.

Belo Monte diperkirakan akan menggenangi satu daerah seluas 500 kilometer persegi di sepanjang Sungai Xingu dan menyebabkan sekitar 16.000 orang, kata pemerintah, kendatipun beberapa lembaga swadaya masyarakat menyebutkan setidaknya 40.000 orang, terlantar.

Konferensi PBB itu, yang dibuka Rabu dan akan mencapai puncaknya dalam satu KTT yang akan dihadiri 116 pemimpin dunia pada 20-22 Juni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement