Senin 18 Jun 2012 02:27 WIB

'Bekuk Dalang Pembunuhan Ilmuwan Nuklir, Intelijen Iran Hebat'

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi memuji departemen intelijen negara itu atas keberhasilannya dalam menangkap pelaku di balik pembunuhan ilmuwan nuklir. Hal itu disampaikan dia kepada Fars News Agency, Ahad (17/6)

Dalam sebuah pesan kepada Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi, Salehi mengatakan, jalan yang dipilih bangsa Iran adalah untuk membela hak-hak legal negara yang tidak akan dapat diubah oleh negara manapun.

Hal itu sejalan dengan kepatuhan akan petunjuk Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dan kelanjutan dari jalan para Syuhada.

Dalam pesan tersebut, Salehi memuji departemen intelijen yang bergerak cepat mengidentifikasi serta menangkap pihak-pihak terkait yang diduga berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran.

Menlu Iran juga mengucapkan selamat kepada Moslehi atas prestasi besar yang diraihnya melalui serangkaian operasi intelijen yang sangat rumit.

Pada Kamis (14/6), Departemen Intelijen Iran dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa para pelaku utama dari pembunuhan dua ilmuwan nuklir Iran yakni, Majid Shahriari dan Mostafa Ahmadi Roshan serta seorang sopirnya, Reza Qashqaei berhasil diidentifikasi dalam serangkaian operasi yang cepat. Pasca-ditangkap, mereka langsung ditahan di sebuah tempat.

Sebelumnya, pada 15 Mei, Moslehi menyatakan bahwa Tehran mendapat petunjuk penting terkait pembunuhan empat ilmuwan nuklir Iran. Mostafa Ahmadi Roshan, seorang ilmuwan nuklir Iran dibunuh pada Januari 2012 setelah seorang pengendara sepeda motor tak dikenal menempelkan sebuah bom magnet ke mobilnya di Teheran.

Pada 29 November 2010, para teroris juga meneror Profesor Dr Majid Shahriari dan Fereydoun Abbasi. Shahriari meninggal seketika, namun Dr. Abbasi, Ketua Organisasi Energi Atom Iran saat ini, hanya menderita luka.

Pada November 2011, sejumlah kandidat presiden Amerika Serikat menyerukan untuk melakukan operasi rahasia dengan cara membunuh ilmuwan nuklir Iran atau menyabotase program nuklir negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement