Senin 18 Jun 2012 07:31 WIB

Kekerasan Meningkat, Pemantau PBB Hentikan Misi di Suriah

 Unjuk rasa mengutuk aksi pembantaian penduduk sipil Houla, yang dilakukan oleh warga Suriah yang tinggal di Tripoli,Lebanon, Sabtu (3/6).
Foto: AP
Unjuk rasa mengutuk aksi pembantaian penduduk sipil Houla, yang dilakukan oleh warga Suriah yang tinggal di Tripoli,Lebanon, Sabtu (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Kekerasan kian menggila di Suriah. Akibat meningkatnya kekerasan di negara itu, para pemantau PBB yang tidak bersenjata tak akan lagi melakukan patroli.

Meningkatnya eskalasi kekerasan membuat situasi menjadi sangat bersiko.

Komandan pemantau PBB Mayor Jendral Robert Mood mengeluarkan pengumuman itu hari Sabtu (17/6) dan mengatakan anggotanya hanya bisa melakukan sedikit pemantauan gencatan senjata karena pemerintah dan oposisi terus memicu konflik itu.

Pejabat-pejabat oposisi Suriah yang bertemu di Istanbul termasuk Ketua Dewan nasional Suriah Bassam Imadi mengatakan keputusan itu tidak mengejutkan.

Pemerintah Suriah juga menanggapi dengan mengatakan pihaknya memahami keputusan itu dan menyalahkan kekerasan itu pada kekuatan-kekuatan yang disebutnya sebagai “teroris”.

Keputusan untuk menghentikan operasi pemantau itu menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya di negara itu.

Hari Sabtu di Washington, juru bicara Gedung Putih mengatakan Amerika berkonsultasi dengan rekan-rekan internasionalnya mengenai langkah-langkah selanjutnya untuk Suriah.

Di Turki hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu menyerukan agar Dewan Keamanan PBB bertindak.

Ketua Dewan Politik Nasional Suriah, Burhan Ghalioun di Istanbul mengatakan ia tidak siap untuk menyerah, namun setuju PBB harus mengubah taktik.

sumber : voa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement