REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak turun pada Senin (Selasa pagi WIB), tertekan ketidakpastian atas masa depan Eropa setelah Yunani susah payah melewati pemilu yang bisa mempertahankannya di zona euro, tetapi biaya pinjaman Spanyol melambung ke rekor tertinggi.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, berakhir di 83,27 dolar AS per barel, turun 76 sen dari tingkat penutupan Jumat.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Agustus jatuh 1,56 dolar AS menjadi 96,05 dolar AS per barel.
Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan, pasar merasa lega bahwa pemilu Yunani pada Ahad telah memutuskan agar negara itu untuk tetap berada di blok tunggal mata uang, tetapi perhatian cepat berpaling ke arah Spanyol.
Pada Senin, biaya pinjaman Spanyol, atau imbal hasil, pada setiap obligasi 10 tahun negara itu melampaui 7,0 persen, tingkat tertinggi sejak kelahiran euro pada 1999.
Pedagang minyak mengkhawatirkan bahwa Spanyol bisa menjadi negara zona euro berikutnya yang memerlukan dana talangan (bailout) internasional, setelah Yunani, Irlandia dan Portugal.
"Pasar sekarang ingin melihat apa yang negara-negara Eropa akan lakukan untuk mengatasi seluruh situasi di zona euro," kata Lipow.
Analis Commerzbank Eugen Weinberg mengatakan bahwa Eropa "krisis utang negara akan terus mengkhawatirkan pasar untuk waktu yang lama, yang dapat mencegah setiap peningkatan signifikan dalam harga komoditas."