Kamis 21 Jun 2012 05:09 WIB

Dipicu AS, Harga Minyak Merosot

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah merosot pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mempertimbangkan kenaikan mengkhawatirkan stok Amerika Serikat dan kekecewaan bahwa Federal Reserve tidak mengumumkan stimulus ekonomi baru yang besar.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, jatuh 2,23 dolar AS menjadi ditutup pada 81,80 dolar AS per barel.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus menetap di 92,38 dolar AS, turun 3,07 dari level penutupan Selasa.

"Pasar sedang menunggu sesuatu, beberapa pelonggaran kuantitatif (dari Fed), itu sebabnya kita melihat aksi jual besar," ujar Rich Ilczyszyn, seorang analis di iiTrader.com.

Federal Reserve mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu dengan mengumumkan akan memperpanjang program "swap" obligasi yang bertujuan menurunkan suku bunga jangka panjang. Program ini dikenal sebagai "Operation Twist" karena berakhir pada akhir Juni, tetapi diperpanjang sampai akhir tahun.

Beberapa pelaku pasar berharap The Fed akan melepaskan babak baru pembelian obligasi, atau pelonggaran kuantitatif. Dua QE sebelumnya telah mendorong investasi di komoditas yang dihargakan dalam dolar.

Sementara itu, laporan mingguan bahan bakar minyak pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah meningkat 2,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 15 Juni, bukannya penurunan 1,0 juta barel seperti yang diperkirakan oleh analis.

"Kami melihat kenaikan lain untuk stok minyak mentah, yang itu menunjukkan bagaimana kita kelebihan pasokan di Amerika Serikat, yang mencerminkan melemahnya permintaan di negara terbesar konsumen minyak di dunia itu," kata Matt Smith di Summit Energy.

Di Eropa, pedagang juga skeptis terhadap pernyataan kekuatan ekonomi Kelompok 20 (G20) yang dikeluarkan Selasa, berjanji bahwa anggota zona euro akan "mengambil semua langkah yang diperlukan" untuk menstabilkan mata uang blok mata tunggal yang penuh utang.

"Pandangan bahwa Eropa akan mengeluarkan semua senjata sedikit optimis," kata Jason Hughes, kepala manajemen klien premium untuk IG Markets Singapura.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement