Kamis 21 Jun 2012 05:52 WIB

Koran Cina: AS tak Mau Isu Nuklir Iran Berhenti

Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP
Instalasi Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Koran China Daily mengkritik sikap Amerika Serikat terkait program nuklir Iran dan menulis, "Harus kita katakan dengan jelas bahwa Amerika Serikat tidak ingin masalah nuklir Iran terhenti menyusul kepentingannya di Timur Tengah."

 

Fars News menyebutkan, dalam laporan tentang nuklir Iran dan perundingan Moskow, China Daily menulis, "Tidak heran bila dalam perundingan terbaru di Moskow tidak tercapai kemajuan dan perkembangan dan jika kita ingin berbicara dengan jelas maka tidak ada pihak yang ingin perundingan berjalan sesuai kepentingan kunci Iran dan Amerika Serikat sangat menekankan hal ini."

"Pada hakikatnya, masalah nuklir Iran bukan terkait non-proliferasi nuklir, melainkan merefleksikan sikap saling tidak percaya antara Iran dan Amerika Serikat."

Koran afiliasi pemerintah Cina itu menegaskan bahwa Amerika Serikat yang menekan Iran atas perubahan Republik Islam menjadi negara berteknologi nuklir dan Amerika pula yang membuat kontroversi global dalam masalah nuklir Iran.

Berdasarkan laporan China Daily, Amerika Serikat juga yang pada tahun 1957 menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran untuk bersaing dengan Uni Soviet. Pada tahun 1963, Iran menandatangani kesepakatan larangan terbatas ujicoba nuklir dan pada tahun 1968, Tehran menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Akan tetapi hubungan Iran dan Amerika Serikat memburuk setelah Revolusi Islam pada tahun 1979.

Terkait apakah Iran mampu memproduksi bom nuklir, China Daily dalam laporannya menyebutkan, "Tidak seperti yang diklaim oleh Amerika Serikat. Untuk memproduksi bom atom, diperlukan uranium yang telah diperkaya hingga 90 persen, namun Iran hanya memperkaya uranium hingga 20 persen untuk tujuan-tujuan pengobatan." 

Tidak hanya itu, bahkan muncul berbagai keraguan tentang niat dan rencana Iran memproduksi senjata destruksi massal, karena tidak ada pihak yang dapat mengetahui dengan pasti apakah Iran berniat memproduksi senjata nuklir. "Yang jelas adalah bahwa Iran sedang menekankan independensi dan kedaulatannya."

Dalam agenda Amerika Serikat telah dicatat bahwa krisis nuklir Iran harus terus dikesankan sebagai ancaman dan tujuan di balik upaya itu adalah mencegah kemajuan Iran di bidang nuklir. Melalui cara ini, Amerika Serikat ingin mempertahankan ketergantungan negara-negara Timur Tengah dalam membeli persenjataan dari Amerika Serikat dan juga melestarikan pangkalan-pangkalan militernya di kawasan.  

Di bagian lain, China Daily menyinggung bahwa Amerika Serikat tidak dapat menghukum Cina dan Singapura atas kerjasama dagang mereka dengan Iran karena  Washington tidak ingin berhadap-hadapan dari berbagai sisi. 

 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement