Kamis 21 Jun 2012 05:56 WIB

Mossad Berencana Gagalkan Proses Demokrasi Tunisia

Mossad
Foto: gr.europanetwork.org
Mossad

REPUBLIKA.CO.ID, Aktivis politik Tunisia mengingatkan rakyat dan pejabat negara itu atas meningkatnya aksi spionase badan intelejen Israel, Mossad di wilayahnya.

Sihem Bensedrine, wartawan, aktivis, dan juru bicara Dewan Nasional untuk Kebebasan Tunisia (CNLT), mengatakan agen spionase Israel hadir di Tunisia untuk menggagalkan proses demokrasi di negara itu dengan bantuan kelompok Salafi radikal.

Pasca tumbangnya diktator Ben Ali yang melarikan diri ke negara Saudi, warga Tunisia berdemonstrasi di luar gedung parlemen nasional di ibukota dalam rangka menentang segala bentuk normalisasi hubungan dengan rezim Israel.

Tunisia dan Israel saling membuka kedutaan besar pada tahun 1996, akan tetapi Tunis memutuskan semua hubungannya dengan Israel pada tahun 2000 setelah pecahnya Intifadah kedua.

Menyinggung kebakaran yang menghancurkan Mahkamah Tunis II di ibukota pada tanggal 12 Juni lalu, Bensedrine menyebut kebakaran itu sengaja menargetkan pengadilan untuk mengubur kasus-kasus korupsi keuangan.

"Sejumlah pengusaha yang mengumpulkan kekayaan selama pemerintahan Ben Ali dengan mempekerjakan penjahat, berusaha untuk menciptakan krisis dan kekacauan di Tunisia. Mereka juga menghancurkan bukti pelanggaran keuangannya," tutur Bensedrine.

Selain itu, Abderraouf Layadi, presiden Kongres untuk partai politik Republik mengklaim bahwa ratusan elemen Mossad yang aktif di Tunisia, bekerja bersama dengan agen dari berbagai negara Arab untuk menyulut kerusuhan di negara itu Afrika Utara itu. 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement