REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Gerakan pemuda Mesir 6 April menyatakan negaranya akan menghadapi perang saudara jika perdana menteri terakhir rezim Hosni Mubarak, Ahmed Shafiq, terpilih sebagai pemenang pilpres.
Kedua kandidat dalam pemilihan presiden Mesir mengklaim sebagai pemenang.
Ikhwanul Muslimin menyatakan Muhammad Mursi memenangkan 52 persen suara, empat persen lebih besar dari Ahmed Shafiq. Partai Kebebasan dan Keadilan menyatakan bahwa upacara pelantikan Mursi sebagai Presiden Mesir akan digelar di Bundaran al-Tahrir.
Televisi al-Alam Selasa (19/6) melaporkan, Partai Kebebasan dan Keadilan dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa Doktor Muhammad Mursi akan mengucapkan sumpah di hadapan rakyat Mesir di Bundaran al-Tahrir pada Jumat sebagai bukti bahwa dirinya telah mendapat legitimasi dari rakyat dan bukan dari kekuatan lain.
Statemen itu juga menyebutkan bahwa upacara pengukuhan Mursi sebagai Presiden Mesir akan dihadiri oleh para pemimpin Partai Kebebasan dan Keadilan dan sebagian pemimpin partai lain di negara itu.
Namun, juru kampanye Shafiq membantah klaim tersebut dan menilainya palsu. Pihaknya mengklaim lebih dari setengah pemilih memberikan suaranya kepada tangan kanan diktator terguling Hosni Mubarak itu sebagai presiden Mesir pada pilpres babak kedua.