REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Rakyat Tunisia memasuki babak baru dalam perjuangan menggapai kemerdekaannya pasca revolusi menggulingkan rezim diktator Ben Ali. Negeri mayoritas Muslim itu kini harus berhadapan langsung dengan badan intelejen Israel, Mossad.
Juru bicara National Council for Liberties in Tunisia (CNLT) Sihem Bensedrine mengatakan, Mossad telah memperbarui agenda dan aktivitasnya di Tunisia. Agen intelejen Zionis itu kini berusaha menggelincirkan proses demokrasi yang tengah dibangun di Tunisia.
“Mossad memanfaatkan jaringan kelompok salaf radikal dan sisa-sisa simpatisan diktator Ben Ali,” kata Bensedrine seperti dilansir PressTV, Kamis (21/6).
Ia menambahkan, sejumlah pengusaha hitam di masa Ben Ali juga berupaya menciptakan krisis dan chaos di Tunisia. Mereka menciptakan kegaduhan agar lebih mudah menghilangkan bukti-bukti pelanggaran finansialnya.
“Para pengusaha itu mengumpulkan kekayaan pribadi dengan cara-cara kriminal selama Ben Ali berkuasa. Praktek ini terlihat jelas dalam insiden penembakan di Pengadalian Tinggi 12 Juni lalu saat digelar sidang kasus korupsi,” tandasnya.