REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA---Harga minyak turun di perdagangan Asia tertekan meningkatnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat, sementara pedagang juga kecewa karena kurangnya tindakan stimulus dari Federal Reserve, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, turun 1,09 dolar AS menjadi 80,36 dolar AS per barel pada sore hari dari perdagangan pertamanya (untuk kontrak Agustus).
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus melemah 47 sen menjadi 92,22 dolar AS.
"Kurangnya stimulus Fed baru, penurunan prospek AS dan kenaikan tak terduga persediaan minyak AS mengambil korban mereka pada harga," IG Markets mengatakan dalam sebuah laporan.
The Fed pada Rabu mengumumkan bahwa ia memperpanjang program yang dirancang untuk menekan suku bunga obligasi jangka panjang, mendorong investor untuk memindahkan uang ke dalam sekuritas yang lebih terabaikan dan menurunkan biaya untuk peminjam.
Namun para pedagang telah berharap untuk putaran ketiga pembelian aset, atau pelonggaran kuantitatif, untuk mendorong pertumbuhan di konsumen minyak terbesar di dunia itu. Fed memprediksi bahwa pengangguran AS akan tetap berada di atas delapan persen setidaknya selama sisa tahun ini, juga menambah kesuraman.
Harga minyak mentah juga tertekan oleh data yang menunjukkan kenaikan dalam persediaan minyak mentah AS, Phillip Futures mengatakan dalam sebuah laporan. Data resmi Rabu menunjukkan, stok naik 2,86 juta barel pada pekan lalu terhadap perkiraan analis penurunan 1,1 juta barel.