Jumat 22 Jun 2012 07:31 WIB

Alami Serangan Cyber, Iran Menggugat

Cyber war
Cyber war

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Telekomunikasi Republik Islam Iran, Reza Taghipour menyatakan, akan melayangkan gugatan atas serangan cyber ke lembaga pemerintah Iran kepada organisasi internasional terkait. Hal ini ditekankan Taqipour saat jumpa pers di Teheran.

Ia mengatakan, pengaduan Iran atas serangan cyber ke lembaga pemerintah negara ini akan dilayangkan ke organisasi internasional terkait melalui Kementerian Luar Negeri dan di berbagai pertemuan khusus seperti sidang teknologi telekomunikasi di Jenewa, wakil Iran secara resmi akan menyatakan protes Tehran terkait masalah ini.

Reza Taghipour menambahkan, dalam beberapa pekan lalu sejumlah departemen pemerintah Iran mendapat serangan cyber oleh sejumlah negara asing. Ia menyebut serangan ini sebagai ancaman keamanan cyber dan terorisme cyber.

Sementara itu, sebuah harian Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Presiden Barack Obama diam-diam memerintahkan serangan cyber dengan virus komputer Stuxnet terhadap Iran untuk menyabotase program nuklir negara itu. ".....Presiden Obama diam-diam memerintahkan serangan yang semakin canggih terhadap sistem komputer yang menjalankan fasilitas utama pengayaan nuklir Iran...," demikian tulis The New York Times, Jumat (1/6).

Laporan itu menyebutkan bahwa serangan itu adalah bagian dari gelombang serangan digital AS terhadap Iran. Harian AS juga menegaskan bahwa virus Stuxnet diciptakan dengan bantuan unit intelijen rahasia Israel.

Stuxnet, pertama diidentifikasi oleh pemerintah Teheran pada bulan Juni 2010. Virus ini merupakan malware yang dirancang untuk menginfeksi komputer menggunakan sistem kontrol yang digunakan oleh industri yang mengelola pasokan air, minyak, dan pembangkit listrik.

Pada bulan Juli 2010, laporan media menyebutkan bahwa Stuxnet membidik industri komputer di seluruh dunia, dan Iran menjadi target utama serangan. Media melaporkan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr menjadi pusat serangan cyber. Namun, para ahli Iran mampu mendeteksi virus tersebut dan berhasil mencegah kerusakan pada situs industrinya.

Kerja sama Israel dan AS melancarkan serangan cyber ke Iran dengan mudah dilaksanakan mengingat pengaruh kuat Amerika di berbagai lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB dan Dewan Gubernur IAEA. News One menilai perang cyber (Cyber War) dan aksi terorisme terhadap Iran sebagai perang rahasia untuk menghadapi program nuklir sipil Teheran.

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement