REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Hampir 100 pencari suaka masih hilang sehari setelah satu kapal terbalik sekitar 200 kilometer sebelah utara Pulau Christmas, Australia, kata menteri dalam negeri Australia Jason Clare Jumat.
Jason Clare mengatakan empat kapal dan tiga pesawat berada di perjalanan untuk membantu pencarian korban dari kapal yang membawa diperkirakan 210 orang.
Sejumlah kapal pertahanan dan kapal sipil Australia sudah berada di daerah tersebut.
"Kami masih di jendela kritis di mana banyak kehidupan masih bisa diselamatkan. Peringatan saya adalah bahwa suhu air sekitar 29 derajat. Orang bisa bertahan sampai 36 jam jika mereka memiliki jaket pelampung atau mereka harus memegang puing-puing kapal," kata Clare.
Sejauh ini 110 orang telah diselamatkan dan tiga jenazah telah ditemukan, katanya.
Pada Kamis Komisaris Polisi Australia Barat Karl O'Callaghan mengatakan kepada televisi lokal bahwa 75 orang dikhawatirkan tenggelam. "Sejumlah besar korban telah ditarik dari air dan kini sedang dibawa ke atas kapal pertahanan dan beberapa kapal sipil ke Pulau Christmas," kata petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Australia dalam satu pernyataan.
"Pemerintah Australia di pulau itu sedang mempersiapkan untuk menerima penumpang dari mulai pagi ini."
Para pengungsi yang mencari suaka di Australia sering berlayar dari Indonesia menuju wilayah Samudera Hindia Australia dari Pulau Christmas dengan kapal berbahaya dan penuh sesak, dengan bantuan para penyelundup manusia.
Sejauh tahun ini, lebih dari 50 kapal yang membawa lebih dari 4.000 pencari suaka telah terdeteksi oleh otoritas Australia. Sebanyak 200 orang tewas ketika sebuah kapal yang penuh sesak tenggelam di lepas pantai Jawa Timur pada Desember, 2011.