REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Tentara Nigeria, Kamis (21/6) menangkap seorang yang diduga terlibat dalam sejumlah serangan, termasuk bom bunuh diri di Gedung PBB. Serangan terakhir itu menewaskan sedikitnya 25 orang. Menurut laporan televisi resmi Nigeria, Otorita Televisi Nigeria (NTA), Habibu Bama telah ditangkap di Damaturu, ibu kota negara bagian Yobe, menyusul baku tembak dengan gugus tugas bersama militer.
Laporan itu tidak memberikan rincian operasi. Namun sumber-sumber keamanan mengatakan Bama ditembak dan terluka. Bama, seorang yang diduga anggota kelompok Boko Haram, dinyatakan dicari oleh polisi rahasia pada Februari menyusul serangan Natal mematikan di satu gereja Madalla, dekat Abuja yang menewaskan sedikitnya 44 orang.
Boko Haram telah disalahkan melakukan beberapa kali serangan bom dan senjata, terutama di Nigeria timurlaut, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang sejak pertengahan 2009. Serangan sekte telah tumbuh semakin canggih dan telah menyebar dari basis kelompok di timurlaut ke utara yang lebih luas dan ke ibu kota Abuja, di pusat negara.
Boko Haram mengaku pihaknya bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri di markas besar PBB di Abuja pada Agustus yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan serangan bunuh diri di kantor salah satu surat kabar negara yang paling menonjol di Abuja. Serangan paling mematikan yang belum pernah terjadi di kota utara Kano sebelumnya pada Januari, menewaskan sedikitnya 185 orang dalam pengeboman terkoordinasi dan penembakan-penembakan.
Amerika Serikat pada Kamis menunjuk tiga pemimpin Boko Haram sebagai teroris dalam upaya membendung kekerasan yang meningkat di Nigeria. Pemerintah Nigeria sebelumnya telah memberlakukan jam malam 24-jam di kota timurlaut Damaturu, pada Selasa, setelah terjadi bentrokan antara dua kelompok yang salah satunya adalah militer.