Jumat 22 Jun 2012 14:49 WIB

Intelijen: CIA Bantu Arahkan Senjata Oposisi Suriah

Bangunan rusak dan hancur akibat diserang militer Suriah
Foto: Reuters
Bangunan rusak dan hancur akibat diserang militer Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Para petugas Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat terlibat dalam operasi-operasi di Turki selatan dengan membantu mengarahkan senjata para pejuang oposisi untuk melawan pemerintah Suriah, kata surat kabar The New York Times.

"Senjata-senjata itu, termasuk senapan otomatis, granat berpeluncur roket, amunisi dan beberapa senjata anti-tank, sedang disalurkan sebagian besar di perbatasan Turki dengan cara jaringan perantara bayangan termasuk Ikhwanul Muslimin Suriah dan dibiayai oleh Turki, Arab Saudi dan Qatar," kata surat kabar itu mengutip para pejabat Amerika dan pejabat intelijen Arab.

Para pejabat CIA, dalam jumlah kecil, telah berada di Turki selatan selama beberapa pekan, "sebagian untuk membantu menjaga senjata dari tangan pejuang yang bersekutu dengan Al Qaida atau kelompok teroris lainnya," kata laporan itu.

Pemerintahan Obama telah mengatakan tidak menyediakan senjata kepada para pejuang oposisi di Suriah, namun memasok pasokan non-mematikan seperti pasokan medis dan peralatan komunikasi.

"Dengan membantu kelompok pemberontak, petugas intelijen Amerika di Turki berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang jaringan, perubahan jaringan oposisi di Suriah dan untuk membangun hubungan-hubungan baru," kata laporan itu.

"Pejabat CIA di sana dan mereka mencoba untuk membuat sumber-sumber baru dan merekrut orang," seorang pejabat intelijen Arab seperti dikutip surat kabar tersebut.

Para pejabat Amerika dan para pensiunan pejabat CIA mengatakan pemerintah juga menimbang bantuan tambahan seperti menyediakan citra satelit dan kecerdasan rinci lainnya di lokasi pasukan Suriah dan gerakan-gerakan.

Selain itu, pemerintah tengah mempertimbangkan apakah akan membantu oposisi membentuk dinas intelijen yang belum sempurna. Washington dan sekutu Barat-nya ingin melihat transisi politik di Suriah dengan mundurnya Presiden Bashar al-Assad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement