REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Presiden Israel Shimon Peres, Kamis (21/6), mendesak Israel dan musuhnya untuk melupakan masa lalu dan memandang masa depan jika ingin mewujudkan perdamaian.
"Masa lalu sudah mati. Anda tak bisa memperbaikinya. Pusatkan perhatian pada masa depan. Anda harus mengambil resiko," kata Peres selama diskusi panel di Konferensi Presiden Israel keempat di Jerusalem, Kamis. "Anda tak bisa membuat perdamaian dengan mata terbuka," kata negarawan gaek tersebut.
Presiden Israel itu mengungkapkan kekeliruan pertama yang ia buat selama beberapa dasawarsa karir panjangnya dalam pengabdian masyarakat ialah ia mencari kesempurnaan. "Anda harus puas dengan membiarkan orang hidup bersama," kata Peres.
Peres juga mengatakan, tantangan terbesar bagi mewujudkan perdamaian ialah bukan musuh, tapi kecaman dari dalam. Ia mengakui bahwa kekeliruan lain yang ia sesalkan ialah menghindari perundingan dengan ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat sejak awal.