REPUBLIKA.CO.ID, Para pakar di negara-negara Barat yakin Suriah punya salah satu senjata kimia terbesar dunia, termasuk gas mostar, sarin yang lebih modern dan bahkan VX, yang paling beracun di antara semua bahan kimia.
John Pike, pimpinan Globalsecurity.com, perusahaan riset internet, mengatakan, “Tidak seperti Moamar Khadafi, yang telah memusnakan senjata kimianya, Suriah punya program gas beracun yang sangat aktif. Mereka punya misil balistik jarak menengah yang dapat ditembakkan ke wilayah sekitar, Israel dan Turki, tetapi tidak sampai ke negara-negara Eropa Barat.”
Para pakar mengatakan hanya sedikit bukti nyata mengenai program senjata kimia Suriah karena negara itu tidak menandatangani Konvensi Senjata Kimia yang melarang produksi, kepemilikan, dan penggunaan senjata seperti itu. Kebanyakan perkiraan berasal dari badan-badan dan analis intelijen.
Charles Blair, yang bekerja pada Federation of American Scientists, mengatakan, masuk akal Suriah punya senjata kimia karena mereka membutuhkan sejenis penangkal terhadap Israel.
“Tahun 2007, Israel menghancurkan apa yang pada saat itu dianggap sebagai reaktor nuklir yang diyakini sebagai program nuklir Suriah yang baru saja dimulai. Jadi, mungkin saja setelah itu, Suriah melipatgandakan upayanya dengan penangkal kimia karena mereka tidak punya jalur nuklir lagi,” paparnya.
Para pakar yakin senjata kimia itu diproduksi di empat atau lima fasilitas dan disimpan di puluhan tempat di seluruh negeri itu.
Aram Nerguizian, pakar Suriah pada Pusat Kajian Strategis dan Internasional, mengatakan tempat-tempat ini sangat dilindungi.
Ada perdebatan mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengamankan gudang senjata kimia Suriah jika krisis meningkat. Sebagian laporan menyatakan, Departemen Luar Negeri Amerika sedang menyusun rencana untuk mengamankan senjata kimia itu. Namun Charles Blair pesimistis mengenai upaya itu.