Sabtu 23 Jun 2012 07:45 WIB

Cuek Sanksi, Cina Terus Impor Minyak Iran

Minyak Iran
Foto: presstv
Minyak Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING---Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hung Li, mengatakan bahwa Cina akan terus membeli minyak Iran berdasarkan hukum internasional dan tidak melanggar hukum internasional.

Mengacu pada fakta bahwa Cina tidak diwajibkan untuk mengejar peraturan internal Amerika Serikat, diplomat Cina mencatat bahwa Beijing perlu mengimpor minyak dari Iran untuk pembangunan ekonomi dan ini sesuatu yang sangat rasional dan sah.

Ditanya apakah Cina akan mengurangi impor minyak dari Iran di bawah tekanan AS, Hung menunjukkan bahwa kita telah mengatakan beberapa kali sebelumnya bahwa China tidak akan menyerah pada tekanan tersebut.

"Impor minyak dari Iran oleh Cina bukan melawan kepentingan negara ketiga dan tidak bertentangan dengan peraturan internasional," tambahnya.

Menurut statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Bea Cukai Cina, impor minyak Cina dari Iran bervariasi antara 400.000 hingga 635.000 barel per hari.

Badan Energi Internasional (IEA) juga meramalkan bahwa minyak impor minyak mentah Cina dari Iran akan meningkat pada semester kedua tahun 2012.

Pada pekan pertama bulan ini, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan di Beijing Jumat bahwa Iran dan China memiliki sikap yang sama di sebagian besar isu regional dan internasional, dan bahkan sikap mereka dalam kasus yang sama adalah sama.

Ahmadinejad juga menyebut hubungan Teheran-Beijing sebagai hubungan bersejarah, ramah dan konstruktif. "Ikatan Iran-Cina selalu didasarkan pada persahabatan dan memiliki kecenderungan meningkat," katanya.

Sayangnya, ada beberapa negara yang memberlakukan niat mereka sendiri pada orang lain untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, katanya mengeluh.

Kerja sama Teheran-Beijing adalah sejalan dengan perdamaian dan keamanan dunia dan memberikan keadilan bagi semua bangsa, katanya.

Dia mencatat bahwa Iran menganggap tidak ada batasan untuk memperluas hubungan dengan Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement