REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar al-Assad membentuk pemerintahan baru, Sabtu (23/6). Namun begitu, Assad tetap mempertahankan menteri dalam negeri, menteri pertahanan dan menteri luar negeri.
Sebelumnya, pengangkatan kembali Menteri Pertahanan Daoud Rajha untuk menghapus rumor yang menyatakan Rajha telah dibunuh pemberontak. "Presiden Bashar al-Assad telah mengeluarkan keputusan membentuk pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Riad Hijab," kata televisi negara.
Terbentuknya pemerintahan baru itu terjadi dua bulan setelah pemilihan parlemen yang diboikot oleh pihak oposisi. Sementara itu, kekerasan terus terjadi di Suriah. Sedikitnya 15 orang tewas oleh pasukan Suriah, Sabtu (23/6).
Menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), lima warga sipil tewas akibat tembakan dan pemboman di Kota Homs. Lainnya tewas di Khaldiyeh dan Amr Baba. Di pusat kota Suriah, dua warga sipil tewas di Hama.
"Warga dievakuasi dari rumah mereka karena penembakan," kata narator, dalam sebuah video diposting ke YouTube.
Setidaknya 116 orang, termasuk 69 warga sipil, 31 pasukan pro-rezim Assad, dan enam pemberontak meninggal di Suriah pada Jumat lalu. Para aktivis memperkirakan bahwa lebih dari 14.000 orang tewas sejak awal pemberontakan terhadap rezim Assad pada Maret 2011.