REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan, Sabtu, pesawat tempur yang ditembak-jatuh oleh Suriah mungkin melanggar wilayah udara negara itu.
"Rutin bagi pesawat-pesawat tempur jet kadang-kadang terbang di dalam dan di luar perbatasan-perbatasan
(nasional) ... apabila anda menganggap mereka menambah kecepatan di atas laut," kata Gul kepada kantor berita Anatolia. "Ini bukan tindakan yang berniat buruk tetapi kejadian di luar kekuasaan karena kecepatan jet-jet itu."
Presiden juga mengatakan kontak-kontak sedang dilakukan dengan Suriah kendatipun Turki menarik para diplomatnya dari kedubesnya di Damaskus pada Maret, dan mengusir para diplomat Suriah dari kedubes di Ankara setelah aksi kekerasan meningkat.
"Kami menarik utusan kami dari Suriah untuk alasan-alasan keamanan. Ini tidak berarti kami tidak memiliki kontak-kontak (dengan Damaskus)," kata Gul.
Pesawat militer itu menghilang dari layar radar sekitar pukul 09.00 GMT (16.00 WIB) Jumat, setelah lepas landas dari satu pangkalan udara di kota Malatya, Turki tenggara.
Suriah mengonfirmasikan pihaknya menembak jatuh pesawat itu dan pemerintah Turki mengatakan Ankara akan melakukan segala tindakan yang diperlukan apabila fakta-fakta itu besar.