REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamat Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Hanafi Rais mengatakan, kemenangan calon presiden dari Ikhwanul Muslimin di Mesir merupakan angin segar bagi rakyat mesir sendiri.
"Ini merupakan musim semi bagi Mesir karena Presidennya dari kalangan sipil," ujarnya kepada Republika, Senin (25/6).
Meski begitu kata Hanafi, kemenangan capres dari Ikhwanul Muslimin tersebut bukan sebuah revolusi di Mesir. Menurutnya, kemenangan tersebut merupakan hasil kesepakatan dengan kelompok lain termasuk militer. Apalagi seminggu lalu militer Mesir masih berkukuh tidak mau kewenangannya dibagi.
Karenanya, kata Hanafi, pemerintahan baru Mesir ini harus tetap dikawal ke depannya. "Apakah setelah menang korupsi dan bisnis militer di Mesir akan dibongkar? Ini yang harus dilihat ke depan," terangnya.
Jika ternyata kedua hal tersebut ke depannya tidak terkuak, maka Mesir akan mengalami perkembangan yang lamban.
"Karenanya tugas pemerintahan baru dua tahun ke depan adalah bagaimana membuat kejelasan yang pasti terkait reformasi di negara itu," tegasnya.