REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena kekhawatiran atas melemahnya permintaan yang berasal dari krisis utang Eropa sebagian diimbangi penghentian produksi di Teluk Meksiko dan Norwegia.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, turun 55 sen menjadi 79,21 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun hampir sepanjang hari, berakhir naik tiga sen menjadi 91,01 dolar AS di London.
Harga minyak naik sedikit di perdagangan Asia, karena serangan Badai Tropis Debby memaksa operator minyak dan gas di Teluk Meksiko mengevakuasi beberapa platform dan rig.
"Pasar minyak memulai minggu ini di wilayah negatif ... mengikuti penurunan di pasar modal global," kata analis Sucden Financial Research, Myrto Sokou.
"Sentimen pasar telah dirugikan di tengah kekhawatiran baru tentang ketidakpastian kondisi ekonomi di zona euro menjelang KTT penting Uni Eropa pada Kamis dan Jumat."
Para pedagang juga mengikuti dampak dari badai Debby. "Selama akhir pekan kita melihat bahwa Teluk Meksiko telah dipengaruhi oleh badai dan produksi telah terganggu," Ker Chung Yang, analis komoditas untuk Phillip Futures di Singapura, mengatakan kepada AFP.
"Mereka menutup rig di Teluk Meksiko, jadi saya pikir ini adalah salah satu alasan utama yang mendukung harga minyak saat ini."
Produksi minyak di wilayah ini merupakan 20 persen dari produksi AS, dan setiap gangguan akan memiliki dampak terhadap harga minyak karena AS adalah konsumen minyak terbesar dunia.
Sementara itu, aksi mogok pada Ahad oleh ratusan pekerja sektor energi di Norwegia mempengaruhi produksi minyak mentah di produsen minyak utama Eropa itu.
Di tempat lain, Uni Eropa pada Senin mengatakan bahwa larangan impor minyak dari Iran akan berjalan seperti dijadwalkan pada 1 Juli,karena kurangnya kemajuan dalam pembicaraan program nuklir Teheran yang disengketakan.
Sebuah pernyataan dari menteri luar negeri Uni Eropa mengatakan: "Menyusul sebuah kajian dari langkah-langkah dewan menegaskan bahwa mereka akan tetap yang disetujui pada Januari."