REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Kurang dari 24 jam setelah diumumkan menjadi presiden Mesir, Mohammed Mursi bernegosiasi mengenai komposisi kabinet pemerintahannya.
Surat kabar Al-Shorouk melaporkan pada Senin (25/6), pemerintahan Mesir akan dipimpin oleh politikus yang bukan berasal dari anggota Ikhwanul Muslimin (IM). Al-Shorouk mengisyaratkan ada dua calon potensial di luar keanggotaan IM untuk menjadi perdana menteri.
Nama penerima nobel perdamaian Mohamed ElBaradei dan anggota partai Egyptian Social Democratic Party, Ziyad Bahaaeddin disebut-sebut sebagai calon kuat.
Al-Shorouk juga membocorkan peta kabinet yang mungkin dibentuk Mursi. Jika Elbaradei menerima posisi sebagai perdana menteri, IM hanya akan memiliki dua kursi kementerian, Salafi satu kursi kementerian dan sisa kursi disediakan untuk para teknokrat.
Beberapa sumber media lain di Mesir justru menyebut IM kemungkinan akan menempati semua posisi menteri. Hanya kementerian dalam negeri, luar negeri, keadilan dan pertahanan akan diisi oleh dewan militer (SCAF).
Menurut laporan surat kabar lain di Mesir, telah ada pertemuan diantara IM dan SCAF serta kekuatan politik lainnya di negeri tersebut. Pertemuan ini kabarnya dimediasi oleh Elbaradei.
Di sisi lain, Mursi dilaporkan berdiskusi dengan kekuatan politik lainnya untuk memilih wakil presiden. Ia menambahkan, akan ada tiga wakil presiden, satu dari kalangan wanita, seorang Kristen atau mantan kandidat presiden.
Salah satu sumber kampanye kandidat Abdel Moneim Abul Fotouh mengatakan kepada Ahram Online bahwa Fotouh telah menyarankan dua nama, termasuk pemimpin partai Islamis Al-Wasat, Abu Ela Mady.
Sumber lain juga mengatakan, mantan kandidat presiden Hamdeen Sabbahi, mengusulkan dua wakil presiden, yakni mantan anggota parlemen dan anggota Al-Karama Party, Amin Iskander. Selain Amin, Sabbahi mengusulkan Hossam Eissa, profesor hukum nasionalis dan pendiri Al-Dostor Party.